PERAWATAN USIA LANJUT DI RUMAH
A.
Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada kegiatan belajar-9
ini, Anda diharapkan akan mampu memahami perawatan klien usia lanjut di rumah.
B.
Tujuan Pembelajaran
Khusus
Setelah selesai
mempelajari materi
pembelajaran ini, Anda diharapkan akan
dapat :
1.
Menjelaskan Pengertian lansia
2.
Menjelaskan Klasifikasi lansia
3.
Menjelaskan Karakteristik lansia
4.
Menjelaskan Tipe Lansia
5.
Menjelaskan Pembinaan kesehatan lansia
6.
Menjelaskan Pedoman pelaksanaan
7.
Menjelaskan Hal-hal yang perlu diperhatikan
lansia
8.
Menjelaskan Tugas perkembangan lansia
9.
Menjelaskan Peran Anggota Keluarga terhadap
Lansia
10.
Menjelaskan Peran Keluarga dalam Perawatan
Lansia
11.
Menjelaskan Perawatan Kesehatan Lansia Dirumah
12.
Menjelaskan Perawatan Orang Lanjut Usia
13.
Menjelaskan Keaktifaan
14.
Menjelaskan Pelayanan Kesehatan Di Rumah
C.
Pokok – Pokok Materi
Adapun pokok-pokok materi yang akan Anda pelajari pada kegiatan
belajar-9 ini adalah:
1.
Pengertian lansia
2.
Klasifikasi lansia
3.
Karakteristik lansia
4.
Tipe Lansia
5.
Pembinaan kesehatan lansia
6.
Pedoman pelaksanaan
7.
Hal-hal yang perlu diperhatikan lansia
8.
Tugas perkembangan lansia
9.
Peran Anggota Keluarga terhadap Lansia
10.
Peran Keluarga dalam Perawatan Lansia
11.
Perawatan Kesehatan Lansia Dirumah
12.
Perawatan Orang Lanjut Usia
13.
Keaktifaan
14.
Pelayanan Kesehatan Di Rumah
D.
Uraian Materi
Pembelajaran
1.
Pengertian lansia
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir
perkembangan pada daur kehidupan manusia (Budi Anna Keliat, 1999). Sedangkan
menurut pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No 13 Tahun 1998 tentang kesehatan
dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih
dari 60 tahun,
2.
Klasifikasi lansia
Klasifikasi berikut ini adalah lima klasifiaksi
pada lansia
a.
Pralansia (prasenilis)
Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun
b.
Lansia
Seseorang yang berusia antara 60 tahun atau
lebih.
c.
Lansia resiko tinggi
Seseorang yang berusia 70 tahun atau
lebih/seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan.
(Depkes RI, 2003)
d.
Lansia potensial
Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan
dan/atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang/jasa (Depkes RI, 2003)
e.
Lansia tidak potensial
Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah,
sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain (Depkes RI, 2003)
3.
Karakteristik lansia
Menurut Budi Anna Keliat (1999), lansia
memiliki karakteristik sebagai berikut:
a.
Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan
pasal 1 ayat (2) UU No 13 tentang kesehatan).
b.
Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari
rentang sehat sampai sakit, dari kebutuhan biopsikososial sampai spiritual,
serta dari kondisi adaptif hingga kondisi maladatif.
c.
Lingkungan tempat tinggal yang bervarisai.
4.
Tipe Lansia
Beberapa tipe pada lansia tergantung pada
karakter, pengalaman hidup, lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial dan
ekonominya (Nugroho, 2000). Tipe tersebut dapat dijabarkan sebagai
berikut:
a.
Tipe arif dan bijaksana
Kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan
diri dengan perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati,
sederhana, dermawan, memenuhi undangan dan menjadi panutan.
b.
Tipe mandiri
Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang
baru, selektif dalam mencari pekerjaan, bergaul dengan teman dan memenuhi
undangan.
c.
Tipe tidak puas
Konflik lahir batin menentang proses penuaan
sehingga menjadi pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani,
pengkritik dan banyak menuntut,
d.
Tipe pasrah
Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti
kegiatan agama dan melakukan kegiatan apa saja.
e.
Tipe bingung
Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan
diri, minder, menyesal, pasif dan acuh tak acuh.
Tipe lain dari lansia adalah tipe optimis, tipe
konstruktif, tipe dependen (kebergantungan), tipe defensif (bertahan), tipe
militan dan serius, tipe pemarah/frustasi (kecewa akibat kegagalan dalam
melakukan sesuatu), serta tipe putus asa (benci pada diri sendiri).
Sedangkan bila dilhat dari tingkat
kemandiriannya yang dinilai berdasarkan kemampuan utuk melakukan aktifitas
sehari-hari (indeks kemandirian Katz), para lansia dapat digolongkan menjadi
beberapa tipe, yaitu lansia mandiri sepenuhnya, lansia mandiri dengan bantuan
langsung keluarganya, lansia mandiri dengan bantuan secara tidak langsung,
lansia dengan bantuan badan sosial. Lansia di panti wreda, lansia yang dirawat
di rumah sakit dan lansia dengan gangguan mental.
5.
Pembinaan kesehatan lansia
Tujuan: meningkatkan derajat kesehatan dan mutu
kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berguna dalam kehidupan
keluarga dan masyarakat sesuai dengan eksistensinya dalam masyarakat (Depkes
RI, 2003). Sasaran:
a.
Sasaran langsung
1)
Kelompok pralansia (45-59 tahun)
2)
Kelompok lansia (60 tahun ke atas)
3)
Kelompok lansia dengan risiko tinggi (70 tahun
ke atas).
b.
Sasaran tidak langsung
1)
Keluarga dimana usia lanjut berada.
2)
Organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan
usia lanjut.
3)
Masyarakat.
6.
Pedoman pelaksanaan
a.
Bagi petugas kesehatan
1)
Upaya promotif yaitu upaya untuk menggairahkan
semangat hidup para lansia agar merasa tetap dihargai dan berguna, baik bagi
dirinya, keluarga maupun masyarakat.
2)
Upaya preventif, yaitu upaya pencegahan
terhadap kemungkinan terjadinya komplikasi dari penyakit-penyakit yang
disebabkan oleh proses penuaan.
3)
Upaya kuratif, yaitu upaya pengobatan yang
penanggulangannya perlu melibatkan multidislipin ilmu kedokteran.
4)
Upaya rehabilitatif, yaitu upaya untuk
memulihkan fungsi tubuh yang telah menurun.
b.
Bagi lansia itu sendiri
a.
Untuk kelompok pralansia, membutuhkan informasi
sebagai berikut:
a)
Adanya proses penuaan,
b)
Pentingnya pemeriksaan kesehatan secara berkala
c)
Pentingnya melakukan latihan kesegaran jasmani
d)
Pentingnya melakukan diet dengan menu seimbang
e)
Pentingnya melakukan kegiatan sosial di
masyarakat
b.
Untuk kelompok lansia, membutukan informasi
sebagai berikut:
a)
Pemeriksaan kesehatan secara berkala
b)
Kegiatan olahraga
c)
Pola makan dengan menu seimbang
d)
Perlunya alat bantu sesuai dengan kebutuhan
e)
Pengembangan kegemaran sesuai dengan
kemampuannya
c.
Untuk kelompok lansia dengan risiko tinggi,
membutuhkan informasi sebagai berikut:
a)
Pembinaan diri sendiri dalam hal pemenuhan
kebutuhan pribadi dan melakukan aktifitas, baik didalam maupun di luar rumah
b)
Pemeriksaan kesehatan berkala
c)
Latihan kesehatan jasmani
d)
Pemakaian alat bantu sesuai kebutuhan
e)
Perawatan fisioterapi
c.
Bagi keluarga dan lingkungannya
1)
Membantu mewujudkan peran serta kebahagiaan dan
kesejahteraan lansia
2)
Upaya pencegahan dimulai dalam rumah tangga
3)
Membimbing dalam ketakwaan kepada Tuhan YME.
4)
Melatih berkarya dan menyalurkan hobi
5)
Menghargai dan kasih sayang terhada para lansia
7.
Hal-hal yang perlu diperhatikan lansia
Berikut ini
adalah hal-hal yang harus diperhatikan oleh lansia berkaitan dengan perilaku
yang baik (adaptif) dan tidak baik (maladatif).
a.
Perilaku yang kurang baik
1)
Kurang berserah diri
2)
Pemarah, merasa tidak puas, murung dan putus
asa
3)
Sering menyendiri
4)
Kurang melakukan aktifitas fisik/olah
raga/kurang gerak
5)
Makan tidak teratur dan kurang minum
6)
Kebiasaan merokok dan meminum minuman keras
7)
Minum obat penenang dan penghilang rasa sakit
tanpa aturan
8)
Melakukan kegiatan yang melebihi kemampuan
9)
Mengangap kehidupan seks tidak diperlukan lagi
10)
Tidak memeriksakan kesehatan secara teratur
b.
Perilaku yang baik
1)
Mendekatkan diri pada Tuhan YME
2)
Mau menerima keadaan, sabar dan optimis serta
meningkatkan rasa percaya diri dengan melakukan kegiatan yang sesuai dengan
kemampuan
3)
Menjalin hubungan yang baik dengan keluarga dan
masyarakat
4)
Melakukan olah raga ringan setiap hari
5)
Makan dengan porsi sedikit tapi sering, memilih
makanan yang sesuai serta banyak minum
6)
Berhenti merokok dan meminum minuman keras
7)
Minumlah obat sesuai anjuran dokter/petugas
kesehatan
8)
Mengembangkan hobi sesuai kemampuan
9)
Tetap bergairah dan memelihara kehidupan seks
10)
Memeriksakan kesehatan secara teratur
c.
Manfaat perilaku yang baik
1)
Lebih takwa dan tenang
2)
Tetap ceria dan banyak mengisi waktu luang
3)
Keberadaannya tetap diakui oleh keluarga dan
masyarakat
4)
Kesegaran dan kebugaran tubuh tetap terpelihara
5)
Terhindar dari kegemukan dan kekurusan serta
penyakit berbahaya seperti jantung, paru-paru, diabetes, kanker dan lain-lain
6)
Mencegah keracunan obat dan efek samping
lainnya
7)
Mengurangi stress dan kecemasan
8)
Hubungan harmonis tetap terpelihara
9)
Gangguan kesehatan dapat diketahui dan diatasi
sedini mungkin
8.
Tugas perkembangan lansia
Menurut
Erickson, kesiapan untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri terhadap tugas
perkembangan usia lanjut dipengaruhi oleh proses tumbuh kembang pada tahap
selanjutnya.
Apabila
seseorang pada tahap tumbuh kembang sebelumnya melakukan kegiatan sehari-hari
dengan teratur yang baik serta membina hubungan yang serasi dengan orang-orang
disekitarnya, maka pada usia lanjut ia akan tetap melakukan kegiatan yang biasa
ia lakukan pada tahap perkembangan sebelumnya seperti olah raga, mengembangkan
hobi bercocok tanam dan lain-lain. Adapun tugas perkembangan lansia adalah
sebagai berikut:
a.
Mempersiapkan diri untuk kondisi yang menurun
b.
Mempersiapkan diri untuk pension
c.
Membentuk hubungan baik dengan orang seusianya
d.
Mempersiapkan kehidupan baru
e.
Melakukan penyesuaian terhadap kehidupan
sosial/masyarakat secara santai
f.
Mempersiapkan diri untuk kematiannya dan
kematian pasangan
9.
Peran Anggota Keluarga terhadap Lansia
Dalam melakukan perawatan terhadap lansia,
setiap anggota keluarga memiliki peranan yang sangat penting. Ada beberapa hal
yang dapat dilakukan oleh anggota keluarga dalam melaksanakan perannya terhadap
lansia, yaitu:
a.
Melakukan pembicaraan terarah
b.
Mempertahankan kehangatan keluarga
c.
Membantu melakukan persiapan makanan bagi
lansia
d.
Membantu dalam hal transportasi
e.
Membantu memenuhi sumber-sumber keuangan
f.
Memberikan kasih saying
g.
Menghormati dan menghargai
h.
Bersikap sabar dan bijaksana terhadap perilaku
lansia
i.
Memberikan kasih saying, menyediakan waktu
serta perhatian
j.
Jangan menganggapnya sebagai beban
k.
Memberikan kesempatan untuk tinggal bersama
l.
Mintalah nasehatnya dalam peristiwa-peristiwa
penting
m.
Mengajaknya pada acara-acara keluarga
n.
Membantu mencukupi kebutuhannya
o.
Memberi dorongan untuk tetap mengikuti
kegiatan-kegiatan diluar rumah termasuk pengembangan hobi
p.
Membantu mengatur keuangan
q.
Mengupayakan sarana transportasi untuk kegiatan
mereka termasuk rekreasi
r.
Memeriksakan kesehatan secara teratur
s.
Memberi dorongan untuk tetap hidup bersih dan
sehat
t.
Mencegah terjadinya kecelakaan, baik di dalam
maupun di luar rumah.
u.
Pemeliharaan kesehatan usia lanjut adalah
tanggung jawab bersama
v.
Memberi perhatian yang baik terhadap orang tua
yang sudah lanjut, maka anak-anak kita kelak akan bersikap yang
sama
10.
Peran Keluarga dalam Perawatan Lansia
Keluarga merupakan support system utama
bagi lansia dalam mempertahankan kesehatannya. Peranan keluarga dalam perawatan
lansia antara lain menjaga atau merawat lansia, mempertahankan dan meningkatkan
status mental, mengantisipasi perubahan sosial ekonomi serta memberikan
motivasi dan menfasilatsi kebutuhan spiritual bagi lansia.
11.
Perawatan Kesehatan Lansia Dirumah
Perawatan kesehatan di rumah adalah sektor yang
mengalami pertumbuhan paling cepat dalam sistem pelayanan kesehatan.
Layanan perawatan kesehatan rumah dapat berupa perawatan yang
berkelanjutan atau hanya kadang-kadang, menurut kebutuhan lansia terhadap
pelayanan ini. Pelayanan ini diberikan oleh perusahaan swasta untuk provid atau
oleh organisasi daerah atau lembaga perawat non provid yang berunjung ke
rumah-rumah. Pelayanan yang diberikan termasuk asuhan keperawatan, fisioterapi,
terapi okupasi, terapi bicara, pekerjaan sosial, dan pelayanan bantuan untuk
perawatan kesehatan rumah. Beberapa lansia mungkin menggunakan semua jenis
pelayanan, dan sebagian hanya menggunakan satu jenis pelayanan.
Studi terbaru, menunjukkan pelayanan kesehatan
rumah terhadap lansia untuk mencegah lansia tersebut di rawat kembali di rumah
sakit. Kemampuan perawat kesehatan rumah untuk mengkaji klien secara
berkelanjutan dan mengidentifikasi berbagai gejala eksaserbasi dari masalah
yang ada memungkinkan perawat untuk melakukan intervensi seawal mungkin sebelum
gejala bertambah buruk. Perawat kesehatan rumah berada pada posisi ideal untuk
mengkaji kebutuhan lansia secara holistik dan untuk mengkoordinasikan pelayanan
yang diperlukan.
Semua bentuk asuhan keperawatan dapat diberikan
dalam bentuk perawatan kesehatan dirumah. Banyak prosedur yang sebelumnya
dianggap teknologi tinggi sekarang telah menjadi umum dalam perawatan di rumah
(misalnya perawatan jalur sentral dan port-a-cath). Terapi intravena dan
hiperalimentasi dilaksanakan secara rutin di rumah. Banyak tindakan dengan
teknologi tinggi dilakukan oleh perusahaan khusus dan lembaga keperawatan di
rumah (home care) yang bekerja bersama pada kasus-kasus tersebut. Perawat dari
perusahaan khusus membawahi suatu area geogrfis yang besar, kadang-kadnag
sampai beberapa negara bagian. Peralatan yang diperlukan untuk perawatan lansia
disediakan dan dipelihara oleh perusahaan khusus ini. Yang juga memberikan
pelatihan awal dan bantuan dalam memecahkan masalah bagi perawat perawatan di
rumah setempat. Lembaga perawatan rumah setempat memberikan perawatan
sehari-hari kepada klien.
12.
Perawatan Orang Lanjut Usia
Proses bertambahnya usia mulai sejak kita
dilahirkan tapi kecepatan proses ini sangat berbeda pada tiap orang. Perubahan
yang terjadi karena usia yang semakin lanjut mrngurangi rasa kemandirian kita.
Ini berarti orang lanjut usia yang lemah tak dapat lagi merawat dirinya sendiri
dan harus pindah ke tempat keluarga atau rumah perawatan khusus. Biasanya
seseorang sangat terikat pada rumahnya dan lebih senang tinggal di rumah
sendiri, bila memang demikian keadannya buatlah kehidupan dirumah terasa lebih
mudah sehingga ia tetap dapat bersikap mandiri dalam waktu lebih lama.
Kemungkinan lain adalah dengan mencari tempat
dimana seseorang dapat menjaganya. Dapat dirumah sewa atau apartemen dengan
perawat yang bertanggung jawab mengurus kehidupan orang lanjut usia atau suatu
rumah khusus untuk orang-orang tua dimana mereka dapat memiliki kamar sendiri
sedangkan makan dan kegiatan sosial dilakukan bersama-sama. Kemungkinan yang
diambil tergantung dari keaktifan dan kemandirian orang tua yang bersangkutan.
Mungkin orang tua merasa sukar untuk melakukan pekerjaan rumah tangga dan
untuk mengatasinya seseorang dapat diminta bekerja beberapa kali dalam seminggu
untuk menolongnya.
13.
Keaktifaan
Semakin lama orang lanjut usia dapat tetap
bersikap mandiri dan menangani setiap kegiatan mereka, semakin baik. Pergi ke
toko, mengunjungi teman, ke bioskop atau teater atau perkumpulan sosial dapat
membantu seseorang tetap aktif dan bergairah dalam hidupnya.
Orang lanjut usia, meskipun cukup aktif, dapat
duduk di kursi untuk waktu yang lama. Bila mungkin bantu berdiri dan
berjalan-jalan untuk untuk beberapa saat dalam setiap jam. Duduk terlalu lama
dapat menyebabkan persendian kaku dan semakin sukar berjalan.
Kaki yang sehat dan kuat penting untuk dapat
aktif. Orang lanjut usia harus berpakaian yang rapi dan tepat sesuai dengan
kondisinya, misalnya dengan sepatu bersol rendah dan mengunjungi perawatan kaki
agar kuku jari kaki tetap baik-semakin tua usia seseorang, kuku jari kaki
biasanya cenderung menjadi lebih tebal dan sukar dirawat. Bila kaki cenderung
bengkak harus diusahakan agar digunakan bangku penyangga kaki bila orang tua
duduk.
a.
Berkebun
Berkebun adalah kegiatan yang banyak disenangi
orang lanjut usia, terutama bila hasilnya sudah dapat dinikmati, berkebun dapat
tetap mengaktifkan pikiran dan tubuh, merangsang minat dan menimbulkan rasa
mandiri serta kepuasan. Tempat persemian bunga dapat disesuaikan dengan tinggi
mereka sehingga memudahkan mereka bekerja. Ada berbagai macam alat
untuk menahan lutut untuk orang tua yang sulit membungkuk, peralatan berkebun yang
bertangkai panjang juga sangat membantu.
b.
Pedoman praktis
Kadang – kadang anda akan merasa lebih mudah
dan cepat bila anda mengambil alih segala kebutuhan orang lanjut usia, tapi
sebenarnya lebih baik anda hanya membantunya dan tidak mengambil alih semua
kegiatan. Ada banyak pedoman praktis agar orang lanjut usia dapat tetap
bersikap mandiri.
1)
Agar orang tua dapat berpakaian dengan lebih
mudah, gantilah pakaian dengan kancing dan resleting di bagian belakang, dengan
bagian depan.
2)
Pembersih sepatu, sisir, sikat, harus memiliki
tangkai yang panjang, gunting kuku lebih mudah digunakan daripada gunting
bertangkai panjang.
3)
Letakkan bangku dalam bath – tup untuk
memudahkan masuk dan keluar serta letakkan keset atau pengesat kaki di bawahnya
untuk mencegah agar jangan tergelincir dan jatuh. Atau dapat anda pertimbangkan
untuk menggunakan “shower” serta kunci plastik yang diletakkan di bawahnya
sehingga orang tua dapat duduk dan mandi tanpa bantuan anda.
4)
Susuran atau pegangan tangan di dekat bath –
tup, toilet atau shower dapat dengan mudah dipasang.
5)
Meninggikan tempat duduk toilet juga membantu
orang lanjut usia untuk lebih mandiri.
6)
Tongkat atau kerangka untuk berjalan membantu
siapa saja yang lemah kakinya untuk berjalan.
7)
Usahakan agar tempat tidur pada ketinggian yang
tepat, bila terlalu tinggi orang lanjut usia harus menjatuhkan diri bila akan
berdiri bila akan berdiri dan jalan sedangkan bila terlalu rendah ia harus
mengangkat dirinya bila akan tidur.
8)
Kursi orang lanjut usia tidak boleh yang
terlalu rendah, kira – kira 45 – 65 cm (18 – 26 in) dari lantai dan tidak
terlalu dalam sehingga menyukarkannya berdiri. Kursi harus bersandaran tinggi
dan dengan lengan yang kuat untuk mendorong tubuhnya bila berdiri. Bila ini
merupakan masalah, tempat duduk dengan alat dorong otomatis untuk berdiri bila
dalam keadaan darurat dapat dibeli di toko.
c.
Menjaga keamanan dirumah
Orang lanjut usia biasanya mudah tertimpa
bencana. Jatuh sering terjadi dan meskipun kelihatannya ringan tetapi dapat
menimbulkan cidera berat karena tulang orang lanjut usia lebih rapuh sehingga
mudah retak atau patah. Keseimbangan juga merupakan masalah dan kalau orang tua
terjatuh mereka sering tak dapat berdiri atau bangkit sendiri. Sekali mereka
terjatuh mereka dapat menjadi takut akan terjatuh lagi sehingga cenderung dudu
di kursi atau ke tempat tidur. Anda perlu meyakinkan dan mendorongnya agar dia
percaya dan berjalan kembali dengan aman.
1)
Usahakan agar jangan ada ujung karpet yang
sobek atau kabel listrik yang dapat menyebabkan orang tua tersandung.
2)
Lantai tidak boleh terlalu licin.
3)
Jalan masuk ke rumah atau tangga harus diberi
penerangan yang baik. Bereskan mainan anak-anak dan barang-barang lain yang
berserakan.
d.
Tombol-tombol lampu harus dengan mudah
dijangkau.
1)
Api harus ada pengamannya dan alat-alat pemanas
dengan minyak harus dalam posisi sedemikian rupa sehingga tidak mudah
terjatuh.
2)
Kelep atau pembuka gas tidak boleh sampai
bocor, gas dan kompor minyak harus digunakan dalam ruangan yang cukup udara.
3)
Orang lanjut usia dapat langsung pingsan sebelum
menyadari apa yang terjadi
4)
Simpan semua obat dalam tempat yang aman dan
usahakan agar orang tua dapat membaca label pada kemasan obat. Terutama bila
orang tua minum obat tidur, obat tersebut harus disimpan di lemari jangan
disamping tempat tidur agar tidak diminum secara berlebihan.
Aspek keamanan lain yang penting adalah
perlindungan baik di dalam rumah maupun di luar. Yang menyedihkan adalah bahwa
orang tua jaman sekarang mudah mencari sasaran kejahatan. Mereka dibesarkan
pada zaman dimana perampokan, jarang dilakukan terhadap orang tua., sehingga
banyak yang meremehkan bahaya dan membiarkan pintu tak terkunci, jendela
terbuka, berbelanja dengan dompet di tas terbuka sehingga menarik perhatian
pencuri. Coba bujuk teman yang mendampingi orang tua atau saudara untuk
selalu mengamankan jendela dan pintu dengan menguncinya. Petugas penindak
kejahatan di pos polisi tempat anda juga dapat memberikan nasehat.
e.
Menjaga agar tetap hangat
Tubuh orang tua sudah kurang dapat
memperahankan panas tubuh daripada orang muda. Salah satu bahayanya adalah
mereka tak menyadari mereka bahwa kedinginan.
Bila biaya untuk pemanasan seluruh rumah
terlalu besar atau pemanasan dalam ruang tidur kurang, lebih baik orang lanjut
usia menempati suatu ruangan yang hangat dan tempat tidurnya dipindahkan ke
ruangan tersebut selama musim penghujan. Mintalah agar mereka memakai baju
hangat, terutama dari wol. Sarung tangan dan topi juga juga dapat digunakan di
dalam rumah. Tindakan ini mungkin terlihat lucu tapi lebih baik tampak aneh atau
lucu daripada kedinginan. Pada malam hari sebaiknya memakai pakaian ekstra
termasuk kaos kaki dan topi wol. Bila tempat tidur tidak digunakan pada siang
hari , usahakan agar ruangan dapat dihangatkan terlebih dahulu sebelum tidur.
Hangatkan tempat tidur dengan botol air panas atau selimut listrik tapi
ingatlah bahwa botol air panas tak boleh digunakan bersamaan dengan selimut
listrik dan selimut listrik harus dimatikan sebelum penderita tidur. Kain lapis
listrik untuk dibawah selimut tak boleh digunakan bila penderita cenderung
menumpahkan air atau tak dapat menahan buang air kecil ditempat tidur. Alat
pemanas apapun yang digunakan harus sering diperiksa dan dilihat secara teratur
untuk mencegah timbulnya bencana.
Hindarkan aliran angin dari jendela atau dari
bawah pintu. Anda dapat menutupi sela-sela pintu dengan kertas koran, semacam
lapisan film dapat dipasang pada bagian dalam kosen jendela untuk
mengurangi silau. Tetapi berhati-hatilah jangan sampai menutup lubang udara
yang memang diperlukan.
Bila orang lanjut usia ditinggal sendiri dalam
rumah, sipakan termos berisi sup atau teh panas dan makanannya. Bila mungkin
telponlah secara teratur untuk melihat apakah ia dalam keadaan baik-baik saja,
meskipun ia merasa anda cerewet atau terlalu memperhatikan hal-hal yang
kecil-kecil.
f.
Hipotermia
Bila orang lanjut usia menggigil, ia mungkin
menderita hipotermia atau penurunan temperatur. Belajarlah utuk mengenal
gejala-gejala atau tanda-tanda hipotermia.
1)
Orang lanjut usia menjadi lamban, pening atau
pingsan.
2)
Kulit menjadi pucat atau biru dan dingin bila
disentuh, tak hanya pada kulit yang terlihat rapi tapi juga pada kulit yang
tertutup baju. Kulit juga terlihat bengkak.
3)
Denyut nadi dan kecepatan pernafasan lebih
lambat dari biasa. Kadang-kadang memang sukar untuk merasakan denyut nadi atau
mendengarkan pernafasannya, jadi jangan tergesa-gesa melakukan pernapasan
bantu. Bila orang tersebut bernafas maka jantung pasti berdenyut meskipun anda
tak bisa merasa atau mendengarkannya.
4)
Temperatur mungkin tak tercatat pada ukuran
termometer yang sama pada 34 derajat Celsius atau 94 derajat Fahrenheit karena
temperatur tubuh dapat mencapai 26 derajat celcius atau 79 derajat Fahrenheit
sebelum orang meninggal. Bila ia mengantuk, pusing atau tak sadar ambil
temperatur di bawah lengan dan jangan di mulut.
5)
Menghangatkan tubuh harus dilakukan secara
perlahan untuk mencegah timbulnya serangan jantung. Bila tubuh dipanaskan
teralu cepat oleh pemanaan langsung, pembuluh darah dikulit melebar dan ini
dapat menghentikan kerja jantung dan pusat aliran darah yang lain. Hal serupa
terjadi bila diberikan alkohol. Penting agar anda tak menggosok atau memijat
tangan, lengan atau kaki yang dingin juga jangan menyuruhnya berolah raga atau
banyak bergerak.
6)
Tidurkan penderita dengan pakaian yang longgar
atau beri selimut atau mantel. Jangan gunakan botol air panas atau selimut
listrik.
7)
Bila penderita sadar, berikan beberapa tetes
air hangat atau minuman manis. Jangan berikan minuman panas atau alkohol.
8)
Hangatkan ruangan sampai sekurang-kurangnya 27
derajat Celsius atau 80 derajat Fahrenheit.
9)
Panggil dokter segera atau bawa penderita ke
rumah sakit.
14.
Pelayanan Kesehatan Di Rumah
Manula banyak
yang memelukan pelayanan kesehatan rumah yang teratur secara profesional dan
didukung oleh tujuan kesehatan. Pelayanan kesehatan rumah merupakan kombinasi
pelayanan kesehatan rumah atau institusi lainnya untuk manula yang butuh
perawatan pribadi dan aktifitas lainnya dalam hidup dan penyembuhan penyakit
kronis. Badan-badan penyedia kesehatan rumah, pelayanan ke rumah dapat berasal
dari pemerintah maupun dari swata ataupun rumah sakit dan lembaga
pengobatan lainnya. Sifatnya adalah perawat, pekerja sosial, physician dan
therapis.
Ada badan yang
memerlukan program pelatihan yang bersertifikat dalam melancarkan program
pelayanan kesehatan rumah. Staf-staf itu menentukan kesehatan pribadi
seseorang, mengukur tanda-tanda vital dan perawatan yang bersifat teknis.
Perawat-perawat yang ada bisa dari depertemen kesehatan daerah/ setempat unttuk
dari badan lain yang spesifik.
Perhatian
terhadap kebijakan-kebijakan, problem yang terpecahkan, intruksi dari keadaan
santai dan kegiatan advokasi sangatlah penting untuk menciptakan efektifnya
kesehatan komunitas. Perawatan kesehatan masyarakat adalah mata rantai yang
vital dalam sistem kesehatan masyarakat, mereka menyediakan perawatan, sikap
pencegahan penyakit dan menyediakan sistem perbaikan fungsi tubuh dan
kesehatan.
E.
Rangkuman
Usia lanjut
dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia.
Beberapa tipe pada lansia tergantung pada karakter, pengalaman hidup,
lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial dan ekonominya. Dalam melakukan perawatan
terhadap lansia, setiap anggota keluarga memiliki peranan yang sangat penting.
Perawatan
kesehatan di rumah adalah sektor yang mengalami pertumbuhan paling cepat dalam
sistem pelayanan kesehatan. Layanan perawatan kesehatan rumah dapat
berupa perawatan yang berkelanjutan atau hanya kadang-kadang, menurut kebutuhan
lansia terhadap pelayanan ini. Pelayanan ini diberikan oleh perusahaan swasta
untuk provid atau oleh organisasi daerah atau lembaga perawat non provid yang
berunjung ke rumah-rumah. Pelayanan yang diberikan termasuk asuhan keperawatan,
fisioterapi, terapi okupasi, terapi bicara, pekerjaan sosial, dan pelayanan
bantuan untuk perawatan kesehatan rumah. Beberapa lansia mungkin menggunakan
semua jenis pelayanan, dan sebagian hanya menggunakan satu jenis pelayanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar