PERAWATAN KLIEN DIABETES MELITUS
DENGAN LUKA GANGGREN DI RUMAH
A.
Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada kegiatan belajar-6
ini, Anda diharapkan akan mampu memahami perawatan klien
diabetes mellitus dengan luka ganggren di rumah.
B.
Tujuan Pembelajaran
Khusus
Setelah selesai
mempelajari materi
pembelajaran ini, Anda diharapkan akan
dapat :
1.
Menjelaskan pengertian DM
dan luka ganggren (ulkus diabetikum)
2.
Menjelaskan klasifikasi
tipe DM
3.
Menjelaskan klasifikasi
Ulkus Diabetikum
4.
Menjelaskan etiologi DM
5.
Menjelaskan manifestasi
klinis DM
6.
Menjelaskan cara hindari
luka ganggren
7.
Menjelaskan cara
perawatan pasien DM di rumah
8.
Menjelaskan cara
menyembuhkan ganggren
C.
Pokok – Pokok Materi
Adapun pokok-pokok materi yang akan Anda pelajari pada kegiatan
belajar-6 ini adalah:
1.
Pengertian luka ganggren
2.
Klasifikasi tipe DM
3.
Klasifikasi Ulkus
Diabetikum
4.
Etiologi DM
5.
Manifestasi klinis DM
6.
Cara hindari luka
ganggren
7.
Cara perawatan pasien DM
di rumah
8.
Cara menyembuhkan
ganggren
D.
Uraian Materi
Pembelajaran
1.
Pengertian luka ganggren
Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit
metabolik yang kebanyakan herediter, dengan tanda-tanda hiperglikemia dan
glukosuria, disertai dengan atau tidak adanya gejala klinik akut ataupun
kronik, sebagai akibat dari kuranganya insulin efektif di dalam tubuh, gangguan
primer terletak pada metabolisme karbohidrat yang biasanya disertai juga
gangguan metabolism lemak dan protein ( Askandar, 2000 ).
Diabetes melitus adalah penyakit
hiperglikemia yang ditandai oleh ketiadaan absolut insulin atau insensitifitas
sel terhadap insulin (Corwin, 2001).
Ulkus adalah luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lender dan ulkus
adalah kematian jaringan yang luas dan disertai invasif kuman saprofit.
Adanya kuman saprofit tersebut menyebabkan ulkus berbau, ulkus diabetikum
juga merupakan salah satu gejala klinik dan perjalanan penyakit DM dengan
neuropati perifer, (Andyagreeni, 2010).
Ulkus Diabetik merupakan komplikasi kronik dari Diabetes
Melllitus sebagai sebab utama morbiditas, mortalitas serta kecacatan
penderita Diabetes. Kadar LDL yang tinggi memainkan peranan penting
untuk terjadinya Ulkus Uiabetik untuk terjadinya Ulkus Diabetik melalui
pembentukan plak atherosklerosis pada dinding pembuluh darah, (zaidah
2005).
Ulkus kaki Diabetes (UKD) merupakan komplikasi yang berkaitan
dengan morbiditas akibat Diabetes Melitus. Ulkus kaki Diabetes
merupakan komplikasi serius akibat Diabetes, (Andyagreeni, 2010).
2.
Klasifikasi tipe DM
Klasifikasi Diabetes Melitus dari National Diabetus Data Group:
Classification and Diagnosis of Diabetes Melitus and Other Categories of
Glucosa Intolerance:
a.
Diabetes
Melitus
1)
Tipe tergantung
insulin (DMTI), Tipe I
2)
Tipe tak
tergantung insulin (DMTTI), Tipe II (DMTTI yang tidak mengalami obesitas , dan DMTTI
dengan obesitas)
b.
Gangguan
Toleransi Glukosa (GTG)
c.
Diabetes
Kehamilan (GDM)
3.
Klasifikasi luka ganggren
Wagner (1983). membagi gangren kaki diabetik menjadi enam
tingkatan, yaitu:
a.
Derajat 0 :Tidak ada lesi terbuka, kulit masih
utuh dengan kemungkinan disertai kelainan bentuk kaki seperti “ claw,callus “.
b.
Derajat I : Ulkus superfisial terbatas pada
kulit.
c.
Derajat II :Ulkus dalam menembus tendon dan
tulang
d.
Derajat III : Abses dalam, dengan atau tanpa
osteomielitis.
e.
Derajat IV : Gangren jari kaki atau bagian distal
kaki dengan atau tanpa selulitis.
f.
Derajat V : Gangren seluruh kaki atau sebagian
tungkai.
4.
Etiologi DM
Menurut Smeltzer dan Bare (2001), penyebab dari diabetes melitus
adalah:
a.
Diabetes Melitus
tergantung insulin (DMTI)
1)
Faktor genetic
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe
I itu sendiri tetapi mewarisi suatu presdisposisi atau kecenderungan genetic
kearah terjadinya diabetes tipe I. Kecenderungan genetic ini ditentukan pada
individu yang memililiki tipe antigen HLA (Human Leucocyte Antigen) tertentu.
HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas antigen tranplantasi
dan proses imun lainnya.
2)
Faktor imunologi
Pada diabetes tipe I
terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Ini merupakan respon abnormal dimana antibody
terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan
tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing.
3)
Faktor lingkungan
Faktor eksternal yang dapat memicu destruksi
sel β pancreas, sebagai contoh hasil penyelidikan menyatakan bahwa virus atau toksin tertentu
dapat memicu proses autuimun yang dapat menimbulkan destuksi sel β pankreas.
b.
Diabetes Melitus tak
tergantung insulin (DMTTI)
Secara pasti penyebab dari
DM tipe II ini belum diketahui, factor genetic diperkirakan memegang peranan
dalam proses terjadinya resistensi insulin. Diabetes Melitus tak tergantung
insulin (DMTTI) penyakitnya mempunyai pola familiar yang kuat. DMTTI ditandai
dengan kelainan dalam sekresi insulin maupun dalam kerja insulin. Pada awalnya
tampak terdapat resistensi dari sel-sel sasaran terhadap kerja insulin. Insulin
mula-mula mengikat dirinya kepada reseptor-reseptor permukaan sel tertentu,
kemudian terjadi reaksi intraselluler yang meningkatkan transport glukosa
menembus membran sel. Pada pasien dengan DMTTI terdapat kelainan dalam
pengikatan insulin dengan reseptor. Hal ini dapat disebabkan oleh berkurangnya
jumlah tempat reseptor yang responsif insulin pada membran sel. Akibatnya
terjadi penggabungan abnormal antara komplek reseptor insulin dengan system
transport glukosa. Kadar glukosa normal dapat dipertahankan dalam waktu yang
cukup lama dan meningkatkan sekresi insulin, tetapi pada akhirnya sekresi
insulin yang beredar tidak lagi memadai untuk mempertahankan euglikemia
(Price,1995). Diabetes Melitus tipe II disebut juga Diabetes Melitus tidak
tergantung insulin (DMTTI) atau Non Insulin Dependent Diabetes Melitus
(NIDDM) yang merupakan suatu kelompok heterogen bentuk-bentuk Diabetes yang
lebih ringan, terutama dijumpai pada orang dewasa, tetapi terkadang dapat
timbul pada masa kanak-kanak. Faktor risiko yang berhubungan dengan proses
terjadinya DM tipe II, diantaranya adalah:
1)
Usia ( resistensi insulin
cenderung meningkat pada usia di atas 65 tahun)
2)
Obesitas
3)
Riwayat keluarga
4)
Kelompok etnik
c.
Diabetes dengan Ulkus
1)
Faktor endogen:
a)
Neuropati
Terjadi
kerusakan saraf sensorik yang dimanifestasikan dengan penurunan sensori nyeri,
panas, tak terasa, sehingga mudah terjadi trauma dan otonom/simpatis yang
dimanifestasikan dengan peningkatan aliran darah, produksi keringat tidak ada
dan hilangnya tonus vaskuler.
b)
Angiopati
Dapat disebabkan oleh faktor genetic, metabolic
dan faktor resiko lain.
c)
Iskemia
Adalah arterosklerosis (pengapuran dan
penyempitan pembuluh darah) pada pembuluh darah besar tungkai (makroangiopati)
menyebabkan penurunan aliran darah ke tungkai, bila terdapat thrombus akan
memperberat timbulnya gangrene yang luas. Aterosklerosis dapat disebabkan oleh
faktor:
-
Adanya hormone aterogenik
-
Merokok
-
Hiperlipidemia
Manifestasi kaki diabetes iskemia:
-
Kaki dingin
-
Nyeri nocturnal
-
Tidak terabanya denyut nadi
-
Adanya pemucatan ekstrimitas inferior
-
Kulit mengkilap
-
Hilangnya rambut dari jari kaki
-
Penebalan kuku
-
Gangrene kecil atau luas.
2)
Faktor eksogen
a)
Trauma
b)
Infeksi
5.
Manifestasi klinis DM
a.
Diabetes Tipe I
1)
Hiperglikemia berpuasa
2)
Glukosuria, diuresis osmotik, poliuria,
polidipsia, polifagia
3)
Keletihan dan kelemahan
4)
Ketoasidosis diabetik (mual, nyeri abdomen,
muntah, hiperventilasi, nafas bau buah, ada perubahan tingkat kesadaran, koma,
kematian)
b.
Diabetes Tipe II
1)
Lambat (selama tahunan), intoleransi glukosa
progresif
2)
Gejala seringkali ringan mencakup keletihan,
mudah tersinggung, poliuria, polidipsia, luka pada kulit yang sembuhnya lama,
infeksi vaginal, penglihatan kabur
3)
Komplikaasi jangka panjang (retinopati,
neuropati, penyakit vaskular perifer)
c.
Ulkus Diabetikum
Ulkus
Diabetikum akibat mikriangiopatik disebut juga ulkus panas walaupun
nekrosis, daerah akral itu tampak merah dan terasa hangat oleh peradangan dan
biasanya teraba pulsasi arteri dibagian distal . Proses mikroangipati
menyebabkan sumbatan pembuluh darah, sedangkan secara akut emboli memberikan
gejala klinis 5 P yaitu :
1)
Pain (nyeri)
2)
Paleness (kepucatan)
3)
Paresthesia (kesemutan)
4)
Pulselessness (denyut
nadi hilang)
5)
Paralysis (lumpuh).
Bila
terjadi sumbatan kronik, akan timbul gambaran klinis menurut pola dari
fontaine:
1)
Stadium I : asimptomatis atau gejala tidak khas
(kesemutan).
2)
Stadium II : terjadi klaudikasio intermiten
3)
Stadium III :
timbul nyeri saat istitrahat.
4)
Stadium IV :
terjadinya kerusakan jaringan karena anoksia (ulkus).
Smeltzer dan
Bare (2001: 1220).
6.
Cara hindari luka
ganggren
Seperti beberapa penyakit lainnya, gangren diabetes juga
dapat dihindari. Sebagai pengingat, gangren diabetes banyak terjadi
di area bagian tubuh seputar kaki. Oleh sebab itu, kaki menjadi fokus utama
untuk penyembuhan
luka gangren diabetes. Adanya luka yang kecil sekalipun
harus diwaspadai sebab luka dapat menimbulkan infeksi yang merupakan awal dari
proses penyebaran pembusukan ke bagian tubuh lainnya. Jika berpergian, pastikan
kaki beralaskan sepatu atau sandal yang nyaman dan memiliki bantalan yang agak
tebal. Sangat dianjurkan bagi penderita diabetes untuk tidak menggunakan alas
kaki yang ketat, karena hal tersebut dapat menghambat aliran atau sirkulasi
darah yang sebenarnya sudah cukup terhambat akibat penyakit diabetes yang
diderita. Tetapkan juga jadwal yang rutin untuk menjalani pemeriksaan kadar
gula darah untuk memastikan kadar gula darah tidak terlalu tinggi. Jagalah
selalu kebersihan kaki, dan pastikan agar kedua kaki dalam keadaan yang kering
sesaat setelah dibersihkan agar kulit kaki tidak lembab, baik akibat air atau
keringat.
7.
Cara perawatan pasien DM
di rumah
Cara perawatan pasien DM di rumah
a.
Minum obat secara teratur sesuai program
b.
Diet yang tepat
c.
Olahraga yang teratur
d.
Kontrol GD teratur
e.
Pencegahan komplikasi
Tindakan yang
bisa dilakukan bila kaki terluka:
a.
Bila luka kecil : bersihkan dengan antiseptik,
tutup luka dengan kasa steril dan bila dalam waktu dua hari tidak sembuh segera
periksa ke dokter
b.
Bila luka cukup besar / kaki mengalami kelainan
segera pergi ke dokter.
Perawatan kaki Diabetik
:
a.
Saat mandi bersihkan dengan sabun, bila perlu
gunakan batu apung / sikat halus
b.
Keringkan dengan handuk terutama sela-sela jari
c.
Periksa kaki kemungkinan adanya perubahan warna
(pucat, kemerahan),bentuk (pecah-pecah, lepuh, kalus, luka), Suhu (dingin,
lebih panas)
d.
Bila kaki kering,o lesi dengan lotion
e.
Potong kuku / kikir tiap 2 hari, jangan terlalu
pendek. Bila kuku terlalu keras kaki direndam dahulu dalam air hangat ( 37,5’C
) selama 5 menit.
f.
Gunakan kaos kaki yang terbuat dari katun / wol
g.
Pakailah alas kaki, periksa alas kaki sebelum
dipakai, mungkin ada sesuatu didalamnya. Lepas alas kaki setiap 4-6 jam dan
gerakkan pergelangan kaki dan jari-jari kaki agar sirkulasi darah lancar
h.
Lakukan senam kaki
i.
Jangan biarkan luka sekcil apapun
Cara Memilih Sepatu yang baik bagi penderita DM
:
a.
Ukuran : Jangan terlalu sempit/ longgar
kurang lebih ½ inchi lebih panjang dari kaki
b.
Bentuk : Ujung sepatu jangan runcing,
tinggi tumit < 2 inchi
c.
Bahan sepatu terbuat dari bahan yang lembut
d.
Insole terbuat dari bahan yang tidak licin
8.
Cara menyembuhkan
ganggren
Untuk mengobati luka gangren diabetes,
sebelumnya harus dikenali berbagai jenis gangren diabetes supaya
nantinya pengobatan dapat tepat target. Gangren siabetes dibagi menjadi tiga
jenis, yaitu basah, gas, dan kering. Ketiga jenis gangren
diabetes tersebut dibedakan atas gejala dan bentuk luka gangren atau
tipe luka pada penderita gangren diabetes.
Gangren
dibetes basah adalah jenis yang sangat mungkin terjadi apabila terjadi
kecelakaan atau kejadian yang menyebabkan trauma lainnya pada penderita diabetes.
Luka sekecil apapun dapat menyebabkan sirkulasi darah pada tubuh terganggu, dan
akhirnya berakhir pada berhentinya sirkulasi darah ke bagian tertentu pada
tubuh. Penderita diabetes memiliki daya tahan tubuh yang sangat rendah,
sehingga luka akibat kecelakaan dapat menyebabkan sirkulasi darah pada tubuh
semakin tersumbat, terutama pada bagian betis ke bawah, seperti yang sudah
disebutkan sebelumnya. Luka tersebut menyebabkan kulit terkelupas sehingga
memungkinkan untuk kuman dan bakteri masuk dan menyebabkan infeksi. Luka yang
sudah terinfeksi semacam ini sangat berbahaya, sebab gangren
diabetes basah dapat menyebar. Operasi merupakan salah satu jalan yang
dapat ditempuh untuk menghindari penyebaran gangren diabetes secara
berkelanjutan.
Gangren
diabetes gas hampir menyerupai gangren diabetes basah. Hanya
saja pada gangren diabetes gas, luka yang terbuka akibat kecelakaan
atau tusukan benda tajam tercemari oleh spora yang tentu saja mengandung
bakteri jahat. Spora tersebut terbawa lewat udara yang sebelumnya berasal dari
limbah kotoran atau feses hewan apapun. Oleh sebab itu, sangat dianjurkan bagi
penderita diabetes untuk tetap berda di lingkungan yang sehat dan jauh dari
limbah kotoran untuk mencegah gangren diabetes gas terjadi.
Berbeda
dengan gangren basah dan gas, gangren diabetes kering terjadi ketika
kulit menjadi keriput atau kisut dan berwarna seperti lebam (ungu kehitaman).
Hal ini terjadi karena bagian tubuh tersebut tidak mendapat asupan nutrisi yang
cukup yang biasanya dibawa melalui aliran darah. Biasanya gangren
diabetes kering terjadi di area kaki atau tangan. Jenis gangren yang satu
ini telah terbukti dapat ditangani dengan cepat dan baik, sebab
penyebaran gangren diabetes kering tidak secepat jenis gangren yang
basah maupun gas. Gangren diabetes kering juga tidak menimbulkan
infeksi seperti dua jenis gangren diabetes sebelumnya. Seperti yang
telah disebutkan sebelumnya, gangren memiliki beberapa jenis. Langkah awal penanganan luka gangren diabetes adalah
mencari tahu jenis gangren apa yang tengah menjangkit bagian tubuh. Kurangnya
asupan nutrisi yang disebabkan oleh penyumbatan sirkulasi darah menyebabkan
adanya beberapa jaringan mati di seputar area yang terkena gangren diabetes.
Bersihkan jaringan atau kulit mati tersebut dengan cara mengguntingnya dengan
sangat hati-hati, jangan sampai timbul luka baru. Lakukan hal ini sampai muncul
jaringan kulit yang baru. Jika terdapat luka di bagian tubuh tersebut,
bersihkan dengan kain kasa steril dan cairan antiseptik, untuk mencegah agar
infeksi tidak terjadi dan luka tidak menyebar ke bagian tubuh yang lain.
Pastikan tangan yang digunakan untuk mengusapkan juga dalam keadaan yang bersih
dan steril, agar bebas dari kuman atau bakteri yang tidak terlihat kasat mata.
Untuk luka yang sekiranya berlubang atau terdapat di bagian dalam, semprotkan
cairan antiseptik untuk membunuh kuman yang bersarang di area tersebut.
Proses
untuk menghilangkan jaringan mati dan pembersihan kuman atau bakteri pada
bagian tubuh yang terjangkit gangren sebaiknya dilakukan rutin sebanyak dua
kali setiap harinya. Setelah dirasa cukup untuk melakukan proses tersebut,
bagian yang terkena gangren tadi dianjurkan untuk ditutup rapat. Adapun lapisan
untuk menutup bagian yang terluka terdiri dari dua lapis. Lapisan yang pertama
adalah menggunakan kasa steril yang telah dicelupkan ke dalam cairan antiseptik
sehingga menjadi basah. Perhatikan ukuran kasa yang hendak digunakan, pastikan
menutupi semua permukaan yang terluka tadi. Setelah itu gunakan kasa steril
yang kering (tanpa dicelupkan ke cairan antiseptik) untuk melapisinya. Balutkan
sampai tidak menembus basahnya kasa steril lapisan pertama tadi. Kebersihan
adalah hal utama yang harus diperhatikan dalam melakukan proses perawatan luka gangren diabetes.
E.
Rangkuman
Ulkus
Diabetik merupakan komplikasi kronik dari Diabetes
Melllitus sebagai sebab utama morbiditas, mortalitas serta kecacatan
penderita Diabetes. Kadar LDL yang tinggi memainkan peranan penting
untuk terjadinya Ulkus Uiabetik untuk terjadinya Ulkus Diabetik melalui
pembentukan plak atherosklerosis pada dinding pembuluh darah. Seperti
beberapa penyakit lainnya, gangren diabetes juga dapat dihindari.
Sebagai pengingat, gangren diabetes banyak terjadi di area bagian
tubuh seputar kaki. Oleh sebab itu, kaki menjadi fokus utama untuk penyembuhan luka gangren diabetes. Untuk mengobati luka gangren diabetes,
sebelumnya harus dikenali berbagai jenis gangren diabetes supaya
nantinya pengobatan dapat tepat target. Gangren siabetes dibagi menjadi tiga
jenis, yaitu basah, gas, dan kering. Ketiga jenis gangren
diabetes tersebut dibedakan atas gejala dan bentuk luka gangren atau
tipe luka pada penderita gangren diabetes. Kebersihan adalah hal utama
yang harus diperhatikan dalam melakukan proses perawatan luka gangren diabetes.
F.
Tes Formatif
a.
Langkah
– langkah
Berikut ini diberikan soal formatif, Anda diminta mengerjakan di
lembar kertas tersendiri (tidak didalam modul). Apabila semua soal tugas sudah
selesai Anda kerjakan, Anda dipersilahkan untuk melihat kunci jawaban dan
membandingkan jawaban Anda dengan jawaban yang ada dikunci jawaban.
Periksalah hasil pekerjaan Anda.kemudian hitunglah jawaban Anda
yang benar, gunakan rumus yang ada pada bagian pendahuluan. Apabila Anda
berhasil menyelesaikan (menjawab) soal formatif dengan 80% benar, maka Anda
diperkenankan untuk melanjutkan mempelajari pembelajaran yang diuraikan pada
kegiatan belajar berikutnya.
b.
Soal
Formatif
Ny.
M menderita penyakit Diabetes Mellitus sejak satu tahun yang lalu. Satu bulan
yang lalu kaki kanan Ny. M tersandung batu hingga ibu jarinya terluka. Tapi
karena tidak terasa sakit maka Ny. M tidak mengetahuinya, dan membiarkan luka
tersebut hingga ahirnya menjadi gangren. Saat dikaji gangren terdapat di jari kaki dengan disertai selulitis.
1.
Faktor yang
menyebabkan terjadinya gangren pada Ny. M sesuai dengan kasus diatas adalah……
a.
Metabolik
b.
Angiopati
c.
Endogen
d.
Eksogen
e.
Neuropati
2.
Pada kondisi
Ny. M rasa luka yang ditimbulkan karena tersandung tidak terasa sakit, hal itu
disebabkan karena terjadinya…….
a.
Metabolik
b.
Angiopati
c.
Endogen
d.
Eksogen
e.
Neuropati
3.
Sesuai dengan
kasus Ny. M diatas, gangren yang dialami oleh Ny. M termasuk dalam kategori….
a.
Grade I
b.
Grade II
c.
Grade III
d.
Grade IV
e.
Grade V
4.
Penatalaksanaan
pada gangren Ny. M yang dapat dilakukan adalah dengan cara perawatan luka.
Tujuan perawatan luka gangren yang tepat kecuali………..
a.
Mencegah
meluasnya infeksi
b.
Memberi rasa nyaman pada klien
c.
Mengurangi nyeri
d.
Meningkatkan proses penyembuhan luka
e.
Menghilangkan jaringan yang tersisa
5.
Dalam kasus Ny.
M penutupan luka membutuhkan adanya absorban untuk menyerap jaringan-jaringan
yang mati ataupun pus. Jenis balutan yang dapat digunakan sesuai dengan kasus
Ny. M diatas adalah………...
a.
Transparant
film
b.
Hidroaktif gel
c.
Hidroselulosa
d.
Calsium
alginate
e.
Calsium
arbanate
G.
Tugas Mandiri
Jelaskan apa yang harus dilakukan perawat
homecare dengan pasien diabetes mellitus yang memiliki luka ganggren!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar