Kamis, 07 Januari 2016

PERAWATAN KLIEN DIABETES MELITUS DENGAN LUKA GANGGREN DI RUMAH



PERAWATAN KLIEN DIABETES MELITUS DENGAN LUKA GANGGREN DI RUMAH

A.      Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada kegiatan belajar-6 ini, Anda  diharapkan akan mampu memahami perawatan klien diabetes mellitus dengan luka ganggren di rumah.

B.       Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran ini, Anda  diharapkan akan dapat :
1.         Menjelaskan pengertian DM dan luka ganggren (ulkus diabetikum)
2.         Menjelaskan klasifikasi tipe DM
3.         Menjelaskan klasifikasi Ulkus Diabetikum
4.         Menjelaskan etiologi DM
5.         Menjelaskan manifestasi klinis DM
6.         Menjelaskan cara hindari luka ganggren
7.         Menjelaskan cara perawatan pasien DM di rumah
8.         Menjelaskan cara menyembuhkan ganggren

C.      Pokok – Pokok Materi
Adapun pokok-pokok materi yang akan Anda pelajari pada kegiatan belajar-6 ini adalah:
1.         Pengertian luka ganggren
2.         Klasifikasi tipe DM
3.         Klasifikasi Ulkus Diabetikum
4.         Etiologi DM
5.         Manifestasi klinis DM
6.         Cara hindari luka ganggren
7.         Cara perawatan pasien DM di rumah
8.         Cara menyembuhkan ganggren

D.      Uraian Materi Pembelajaran
1.         Pengertian luka ganggren
Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit metabolik yang kebanyakan herediter, dengan tanda-tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau tidak adanya gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kuranganya insulin efektif di dalam tubuh, gangguan primer terletak pada metabolisme karbohidrat yang biasanya disertai juga gangguan metabolism lemak dan protein ( Askandar, 2000 ).
Diabetes melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai oleh ketiadaan absolut insulin atau insensitifitas sel terhadap insulin (Corwin, 2001).
Ulkus adalah luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lender dan ulkus adalah kematian jaringan yang luas dan disertai invasif kuman saprofit. Adanya kuman saprofit tersebut menyebabkan ulkus berbau, ulkus diabetikum juga merupakan salah satu gejala klinik dan perjalanan penyakit DM dengan neuropati perifer, (Andyagreeni, 2010).
Ulkus Diabetik merupakan komplikasi kronik dari Diabetes Melllitus sebagai sebab utama morbiditas, mortalitas serta kecacatan penderita Diabetes. Kadar LDL yang tinggi memainkan peranan penting untuk terjadinya Ulkus Uiabetik untuk terjadinya Ulkus Diabetik melalui pembentukan plak atherosklerosis pada dinding pembuluh darah, (zaidah 2005).
Ulkus kaki Diabetes (UKD) merupakan komplikasi yang berkaitan dengan morbiditas akibat Diabetes Melitus. Ulkus kaki Diabetes merupakan komplikasi serius akibat Diabetes, (Andyagreeni, 2010).
2.         Klasifikasi tipe DM
Klasifikasi Diabetes Melitus dari National Diabetus Data Group: Classification and Diagnosis of Diabetes Melitus and Other Categories of Glucosa Intolerance:
a.         Diabetes Melitus
1)        Tipe tergantung insulin (DMTI), Tipe I
2)        Tipe tak tergantung insulin (DMTTI), Tipe II (DMTTI yang tidak mengalami obesitas , dan DMTTI dengan obesitas)
b.        Gangguan Toleransi Glukosa (GTG)
c.         Diabetes Kehamilan (GDM)
3.         Klasifikasi luka ganggren
Wagner (1983). membagi gangren kaki diabetik menjadi enam tingkatan, yaitu:
a.         Derajat 0            :Tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan kemungkinan disertai kelainan bentuk kaki seperti “ claw,callus “.
b.        Derajat I             : Ulkus superfisial terbatas pada kulit.
c.         Derajat II           :Ulkus dalam menembus tendon dan tulang
d.        Derajat III          : Abses dalam, dengan atau tanpa osteomielitis.
e.         Derajat IV          : Gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau tanpa selulitis.
f.         Derajat V           : Gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai.
4.         Etiologi DM
Menurut Smeltzer dan Bare (2001), penyebab dari diabetes melitus adalah:
a.         Diabetes Melitus tergantung insulin (DMTI)
1)   Faktor genetic
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri tetapi mewarisi suatu presdisposisi atau kecenderungan genetic kearah terjadinya diabetes tipe I. Kecenderungan genetic ini ditentukan pada individu yang memililiki tipe antigen HLA (Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas antigen tranplantasi dan proses imun lainnya.
2)   Faktor imunologi
Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Ini merupakan respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing.
3)   Faktor lingkungan
Faktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel β pancreas, sebagai contoh hasil penyelidikan menyatakan bahwa virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autuimun yang dapat menimbulkan destuksi sel β pankreas.
b.        Diabetes Melitus tak tergantung insulin (DMTTI)
Secara pasti penyebab dari DM tipe II ini belum diketahui, factor genetic diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin. Diabetes Melitus tak tergantung insulin (DMTTI) penyakitnya mempunyai pola familiar yang kuat. DMTTI ditandai dengan kelainan dalam sekresi insulin maupun dalam kerja insulin. Pada awalnya tampak terdapat resistensi dari sel-sel sasaran terhadap kerja insulin. Insulin mula-mula mengikat dirinya kepada reseptor-reseptor permukaan sel tertentu, kemudian terjadi reaksi intraselluler yang meningkatkan transport glukosa menembus membran sel. Pada pasien dengan DMTTI terdapat kelainan dalam pengikatan insulin dengan reseptor. Hal ini dapat disebabkan oleh berkurangnya jumlah tempat reseptor yang responsif insulin pada membran sel. Akibatnya terjadi penggabungan abnormal antara komplek reseptor insulin dengan system transport glukosa. Kadar glukosa normal dapat dipertahankan dalam waktu yang cukup lama dan meningkatkan sekresi insulin, tetapi pada akhirnya sekresi insulin yang beredar tidak lagi memadai untuk mempertahankan euglikemia (Price,1995). Diabetes Melitus tipe II disebut juga Diabetes Melitus tidak tergantung insulin (DMTTI) atau Non Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM) yang merupakan suatu kelompok heterogen bentuk-bentuk Diabetes yang lebih ringan, terutama dijumpai pada orang dewasa, tetapi terkadang dapat timbul pada masa kanak-kanak. Faktor risiko yang berhubungan dengan proses terjadinya DM tipe II, diantaranya adalah:
1)        Usia ( resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 tahun)
2)        Obesitas
3)        Riwayat keluarga
4)        Kelompok etnik
c.         Diabetes dengan Ulkus
1)        Faktor endogen:
a)         Neuropati
Terjadi kerusakan saraf sensorik yang dimanifestasikan dengan penurunan sensori nyeri, panas, tak terasa, sehingga mudah terjadi trauma dan otonom/simpatis yang dimanifestasikan dengan peningkatan aliran darah, produksi keringat tidak ada dan hilangnya tonus vaskuler.
b)        Angiopati
Dapat disebabkan oleh faktor genetic, metabolic dan faktor resiko lain.
c)         Iskemia
Adalah arterosklerosis (pengapuran dan penyempitan pembuluh darah) pada pembuluh darah besar tungkai (makroangiopati) menyebabkan penurunan aliran darah ke tungkai, bila terdapat thrombus akan memperberat timbulnya gangrene yang luas. Aterosklerosis dapat disebabkan oleh faktor:
-            Adanya hormone aterogenik
-            Merokok
-            Hiperlipidemia
Manifestasi kaki diabetes iskemia:
-            Kaki dingin
-            Nyeri nocturnal
-            Tidak terabanya denyut nadi
-            Adanya pemucatan ekstrimitas inferior
-            Kulit mengkilap
-            Hilangnya rambut dari jari kaki
-            Penebalan kuku
-            Gangrene kecil atau luas.
2)        Faktor eksogen
a)         Trauma
b)        Infeksi
5.         Manifestasi klinis DM
a.         Diabetes Tipe I
1)   Hiperglikemia berpuasa
2)   Glukosuria, diuresis osmotik, poliuria, polidipsia, polifagia
3)   Keletihan dan kelemahan
4)   Ketoasidosis diabetik (mual, nyeri abdomen, muntah, hiperventilasi, nafas bau buah, ada perubahan tingkat kesadaran, koma, kematian)
b.        Diabetes Tipe II
1)        Lambat (selama tahunan), intoleransi glukosa progresif
2)        Gejala seringkali ringan mencakup keletihan, mudah tersinggung, poliuria, polidipsia, luka pada kulit yang sembuhnya lama, infeksi vaginal, penglihatan kabur
3)        Komplikaasi jangka panjang (retinopati, neuropati, penyakit vaskular perifer)
c.         Ulkus Diabetikum
Ulkus Diabetikum akibat mikriangiopatik disebut juga ulkus panas walaupun nekrosis, daerah akral itu tampak merah dan terasa hangat oleh peradangan dan biasanya teraba pulsasi arteri dibagian distal . Proses mikroangipati menyebabkan sumbatan pembuluh darah, sedangkan secara akut emboli memberikan gejala klinis 5 P yaitu :
1)        Pain (nyeri)
2)        Paleness (kepucatan)
3)        Paresthesia (kesemutan)
4)        Pulselessness (denyut nadi hilang)
5)        Paralysis (lumpuh).
Bila terjadi sumbatan kronik, akan timbul gambaran klinis menurut pola dari fontaine:
1)        Stadium I    : asimptomatis atau gejala tidak khas (kesemutan).
2)        Stadium II : terjadi klaudikasio intermiten
3)        Stadium III : timbul nyeri saat istitrahat.
4)        Stadium IV : terjadinya kerusakan jaringan karena anoksia (ulkus).
Smeltzer dan Bare (2001: 1220).
6.         Cara hindari luka ganggren
Seperti beberapa penyakit lainnya, gangren diabetes juga dapat dihindari. Sebagai pengingat, gangren diabetes banyak terjadi di area bagian tubuh seputar kaki. Oleh sebab itu, kaki menjadi fokus utama untuk penyembuhan luka gangren diabetes. Adanya luka yang kecil sekalipun harus diwaspadai sebab luka dapat menimbulkan infeksi yang merupakan awal dari proses penyebaran pembusukan ke bagian tubuh lainnya. Jika berpergian, pastikan kaki beralaskan sepatu atau sandal yang nyaman dan memiliki bantalan yang agak tebal. Sangat dianjurkan bagi penderita diabetes untuk tidak menggunakan alas kaki yang ketat, karena hal tersebut dapat menghambat aliran atau sirkulasi darah yang sebenarnya sudah cukup terhambat akibat penyakit diabetes yang diderita. Tetapkan juga jadwal yang rutin untuk menjalani pemeriksaan kadar gula darah untuk memastikan kadar gula darah tidak terlalu tinggi. Jagalah selalu kebersihan kaki, dan pastikan agar kedua kaki dalam keadaan yang kering sesaat setelah dibersihkan agar kulit kaki tidak lembab, baik akibat air atau keringat.
7.         Cara perawatan pasien DM di rumah
Cara perawatan pasien DM di rumah
a.         Minum obat secara teratur sesuai program
b.        Diet yang tepat
c.         Olahraga yang teratur
d.        Kontrol GD teratur
e.         Pencegahan komplikasi
Tindakan yang bisa  dilakukan bila kaki terluka:
a.         Bila luka kecil : bersihkan dengan antiseptik, tutup luka dengan kasa steril dan bila dalam waktu dua hari tidak sembuh segera periksa ke dokter
b.        Bila luka cukup besar / kaki mengalami kelainan segera pergi ke dokter.
Perawatan kaki Diabetik :
a.         Saat mandi bersihkan dengan sabun, bila perlu gunakan batu apung / sikat halus
b.        Keringkan dengan handuk terutama sela-sela jari
c.         Periksa kaki kemungkinan adanya perubahan warna (pucat, kemerahan),bentuk (pecah-pecah, lepuh, kalus, luka), Suhu (dingin, lebih panas)
d.        Bila kaki kering,o lesi dengan lotion
e.         Potong kuku / kikir tiap 2 hari, jangan terlalu pendek. Bila kuku terlalu keras kaki direndam dahulu dalam air hangat ( 37,5’C ) selama 5 menit.
f.         Gunakan kaos kaki yang terbuat dari katun / wol
g.        Pakailah alas kaki, periksa alas kaki sebelum dipakai, mungkin ada sesuatu didalamnya. Lepas alas kaki setiap 4-6 jam dan gerakkan pergelangan kaki dan jari-jari kaki agar sirkulasi darah lancar
h.        Lakukan senam kaki
i.          Jangan biarkan luka sekcil apapun
Cara Memilih Sepatu yang baik bagi penderita DM :
a.         Ukuran : Jangan terlalu sempit/ longgar  kurang lebih ½ inchi  lebih panjang dari kaki
b.        Bentuk : Ujung sepatu  jangan runcing, tinggi tumit < 2 inchi
c.         Bahan sepatu terbuat dari bahan yang lembut
d.        Insole terbuat dari bahan yang tidak licin
8.         Cara menyembuhkan ganggren
Untuk mengobati luka gangren diabetes, sebelumnya harus dikenali berbagai jenis gangren diabetes supaya nantinya pengobatan dapat tepat target. Gangren siabetes dibagi menjadi tiga jenis, yaitu basah, gas, dan kering. Ketiga jenis gangren diabetes tersebut dibedakan atas gejala dan bentuk luka gangren atau tipe luka pada penderita gangren diabetes.
Gangren dibetes basah adalah jenis yang sangat mungkin terjadi apabila terjadi kecelakaan atau kejadian yang menyebabkan trauma lainnya pada penderita diabetes. Luka sekecil apapun dapat menyebabkan sirkulasi darah pada tubuh terganggu, dan akhirnya berakhir pada berhentinya sirkulasi darah ke bagian tertentu pada tubuh. Penderita diabetes memiliki daya tahan tubuh yang sangat rendah, sehingga luka akibat kecelakaan dapat menyebabkan sirkulasi darah pada tubuh semakin tersumbat, terutama pada bagian betis ke bawah, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya. Luka tersebut menyebabkan kulit terkelupas sehingga memungkinkan untuk kuman dan bakteri masuk dan menyebabkan infeksi. Luka yang sudah terinfeksi semacam ini sangat berbahaya, sebab gangren diabetes basah dapat menyebar. Operasi merupakan salah satu jalan yang dapat ditempuh untuk menghindari penyebaran gangren diabetes secara berkelanjutan.
Gangren diabetes gas hampir menyerupai gangren diabetes basah. Hanya saja pada gangren diabetes gas, luka yang terbuka akibat kecelakaan atau tusukan benda tajam  tercemari oleh spora yang tentu saja mengandung bakteri jahat. Spora tersebut terbawa lewat udara yang sebelumnya berasal dari limbah kotoran atau feses hewan apapun. Oleh sebab itu, sangat dianjurkan bagi penderita diabetes untuk tetap berda di lingkungan yang sehat dan jauh dari limbah kotoran untuk mencegah gangren diabetes gas terjadi.
Berbeda dengan gangren basah dan gas, gangren diabetes kering terjadi ketika kulit menjadi keriput atau kisut dan berwarna seperti lebam (ungu kehitaman). Hal ini terjadi karena bagian tubuh tersebut tidak mendapat asupan nutrisi yang cukup yang biasanya dibawa melalui aliran darah. Biasanya gangren diabetes kering terjadi di area kaki atau tangan. Jenis gangren yang satu ini telah terbukti dapat ditangani dengan cepat dan baik, sebab penyebaran gangren diabetes kering tidak secepat jenis gangren yang basah maupun gas. Gangren diabetes kering juga tidak menimbulkan infeksi seperti dua jenis gangren diabetes sebelumnya. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, gangren memiliki beberapa jenis. Langkah awal penanganan luka gangren diabetes adalah mencari tahu jenis gangren apa yang tengah menjangkit bagian tubuh. Kurangnya asupan nutrisi yang disebabkan oleh penyumbatan sirkulasi darah menyebabkan adanya beberapa jaringan mati di seputar area yang terkena gangren diabetes. Bersihkan jaringan atau kulit mati tersebut dengan cara mengguntingnya dengan sangat hati-hati, jangan sampai timbul luka baru. Lakukan hal ini sampai muncul jaringan kulit yang baru. Jika terdapat luka di bagian tubuh tersebut, bersihkan dengan kain kasa steril dan cairan antiseptik, untuk mencegah agar infeksi tidak terjadi dan luka tidak menyebar ke bagian tubuh yang lain. Pastikan tangan yang digunakan untuk mengusapkan juga dalam keadaan yang bersih dan steril, agar bebas dari kuman atau bakteri yang tidak terlihat kasat mata. Untuk luka yang sekiranya berlubang atau terdapat di bagian dalam, semprotkan cairan antiseptik untuk membunuh kuman yang bersarang di area tersebut.
Proses untuk menghilangkan jaringan mati dan pembersihan kuman atau bakteri pada bagian tubuh yang terjangkit gangren sebaiknya dilakukan rutin sebanyak dua kali setiap harinya. Setelah dirasa cukup untuk melakukan proses tersebut, bagian yang terkena gangren tadi dianjurkan untuk ditutup rapat. Adapun lapisan untuk menutup bagian yang terluka terdiri dari dua lapis. Lapisan yang pertama adalah menggunakan kasa steril yang telah dicelupkan ke dalam cairan antiseptik sehingga menjadi basah. Perhatikan ukuran kasa yang hendak digunakan, pastikan menutupi semua permukaan yang terluka tadi. Setelah itu gunakan kasa steril yang kering (tanpa dicelupkan ke cairan antiseptik) untuk melapisinya. Balutkan sampai tidak menembus basahnya kasa steril lapisan pertama tadi. Kebersihan adalah hal utama yang harus diperhatikan dalam melakukan proses perawatan luka gangren diabetes.

E.       Rangkuman
Ulkus Diabetik merupakan komplikasi kronik dari Diabetes Melllitus sebagai sebab utama morbiditas, mortalitas serta kecacatan penderita Diabetes. Kadar LDL yang tinggi memainkan peranan penting untuk terjadinya Ulkus Uiabetik untuk terjadinya Ulkus Diabetik melalui pembentukan plak atherosklerosis pada dinding pembuluh darah. Seperti beberapa penyakit lainnya, gangren diabetes juga dapat dihindari. Sebagai pengingat, gangren diabetes banyak terjadi di area bagian tubuh seputar kaki. Oleh sebab itu, kaki menjadi fokus utama untuk penyembuhan luka gangren diabetes. Untuk mengobati luka gangren diabetes, sebelumnya harus dikenali berbagai jenis gangren diabetes supaya nantinya pengobatan dapat tepat target. Gangren siabetes dibagi menjadi tiga jenis, yaitu basah, gas, dan kering. Ketiga jenis gangren diabetes tersebut dibedakan atas gejala dan bentuk luka gangren atau tipe luka pada penderita gangren diabetes. Kebersihan adalah hal utama yang harus diperhatikan dalam melakukan proses perawatan luka gangren diabetes.

F.       Tes Formatif
a.         Langkah – langkah
Berikut ini diberikan soal formatif, Anda diminta mengerjakan di lembar kertas tersendiri (tidak didalam modul). Apabila semua soal tugas sudah selesai Anda kerjakan, Anda dipersilahkan untuk melihat kunci jawaban dan membandingkan jawaban Anda dengan jawaban yang ada dikunci jawaban.
Periksalah hasil pekerjaan Anda.kemudian hitunglah jawaban Anda yang benar, gunakan rumus yang ada pada bagian pendahuluan. Apabila Anda berhasil menyelesaikan (menjawab) soal formatif dengan 80% benar, maka Anda diperkenankan untuk melanjutkan mempelajari pembelajaran yang diuraikan pada kegiatan belajar berikutnya.
b.         Soal Formatif
Ny. M menderita penyakit Diabetes Mellitus sejak satu tahun yang lalu. Satu bulan yang lalu kaki kanan Ny. M tersandung batu hingga ibu jarinya terluka. Tapi karena tidak terasa sakit maka Ny. M tidak mengetahuinya, dan membiarkan luka tersebut hingga ahirnya menjadi gangren. Saat dikaji gangren terdapat  di jari kaki dengan disertai selulitis.
1.        Faktor yang menyebabkan terjadinya gangren pada Ny. M sesuai dengan kasus diatas adalah……
a.         Metabolik
b.        Angiopati
c.         Endogen
d.        Eksogen
e.         Neuropati
2.        Pada kondisi Ny. M rasa luka yang ditimbulkan karena tersandung tidak terasa sakit, hal itu disebabkan karena terjadinya…….
a.         Metabolik
b.        Angiopati
c.         Endogen
d.        Eksogen
e.         Neuropati
3.        Sesuai dengan kasus Ny. M diatas, gangren yang dialami oleh Ny. M termasuk dalam kategori….
a.         Grade I
b.        Grade II
c.         Grade III
d.        Grade IV
e.         Grade V
4.        Penatalaksanaan pada gangren Ny. M yang dapat dilakukan adalah dengan cara perawatan luka. Tujuan perawatan luka gangren yang tepat kecuali………..
a.         Mencegah meluasnya infeksi
b.        Memberi rasa nyaman pada klien
c.         Mengurangi nyeri
d.        Meningkatkan proses penyembuhan luka
e.         Menghilangkan jaringan yang tersisa
5.        Dalam kasus Ny. M penutupan luka membutuhkan adanya absorban untuk menyerap jaringan-jaringan yang mati ataupun pus. Jenis balutan yang dapat digunakan sesuai dengan kasus Ny. M diatas adalah………...
a.         Transparant film
b.        Hidroaktif gel
c.         Hidroselulosa
d.        Calsium alginate
e.         Calsium arbanate

G.      Tugas Mandiri
Jelaskan apa yang harus dilakukan perawat homecare dengan pasien diabetes mellitus yang memiliki luka ganggren!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar