PERAWATAN KLIEN KASUS KEJIWAAN DI RUMAH
A.
Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada kegiatan belajar-8
ini, Anda diharapkan akan mampu memahami perawatan klien kasus kejiwaan di rumah.
B.
Tujuan Pembelajaran
Khusus
Setelah selesai mempelajari materi
pembelajaran ini, Anda diharapkan akan
dapat :
1.
Menjelaskan Pengertian
gangguan jiwa
2.
Menjelaskan Penyebab
gangguan jiwa
3.
Menjelaskan Macam –macam
gangguan jiwa
4.
Menjelaskan Pencegahan
kekambuhan gangguan jiwa
5.
Menjelaskan Perawatan
gangguan jiwa di rumah
C.
Pokok – Pokok Materi
Adapun pokok-pokok materi yang akan Anda pelajari pada kegiatan
belajar-8 ini adalah:
1.
Pengertian gangguan jiwa
2.
Penyebab gangguan jiwa
3.
Macam –macam gangguan
jiwa
4.
Pencegahan kekambuhan
gangguan jiwa
5.
Perawatan gangguan jiwa
di rumah
D.
Uraian Materi
Pembelajaran
1.
Pengertian gangguan jiwa
Gangguan
jiwa adalah gangguan yang mengenai satu atau lebih fungsi jiwa. Gangguan jiwa adalah
gangguan otak yang ditandai
oleh terganggunya emosi, proses berpikir,
perilaku, dan persepsi (penangkapan panca indera). Gangguan jiwa ini
menimbulkan stress dan
penderitaan bagi penderita (dan keluarganya) (Stuart & Sundeen, 1998).
Gangguan
jiwa dapat mengenai
setiap orang, tanpa mengenal umur, ras, agama, maupun status
sosial-ekonomi.Gangguan jiwa bukan
disebabkan oleh kelemahan pribadi. Di masyarakat banyak beredar kepercayaan
atau mitos yang salah
mengenai gangguan jiwa, ada yang
percaya bahwa gangguan jiwadisebabkan oleh gangguan roh jahat, ada yang menuduh
bahwa itu akibat guna-guna, karena kutukan
atau hukuman atas dosanya. Kepercayaan yang salah ini hanya akan merugikan
penderita dan keluarganya karena pengidap gangguan jiwa tidak mendapat
pengobatan secara cepat dan tepat (Notosoedirjo, 2005).
2.
Penyebab gangguan jiwa
Gejala
utama atau gejala yang menonjol pada gangguan jiwa terdapat pada unsur
kejiwaan, tetapi penyebab utamanya mungkin di badan (somatogenik), di
lingkungan sosial (sosiogenik) ataupun psikis (psikogenik), (Maramis1994).
Biasanya tidak terdapat penyebab tunggal, akan tetapi beberapa penyebab
sekaligus dari berbagai unsur itu yang saling mempengaruhi atau kebetulan
terjadi bersamaan, lalu timbulah gangguan badan ataupun jiwa.
3.
Macam –macam gangguan
jiwa
Gangguan jiwa artinya bahwa yang menonjol ialah gejala-gejala yang
psikologik dari unsur psikis (Maramis, 1994). Macam-macam gangguan jiwa (Rusdi
Maslim, 1998): Gangguan jiwa organik dan simtomatik, skizofrenia, gangguan
skizotipal dan gangguan waham, gangguan suasana perasaan, gangguan neurotik,
gangguan somatoform, sindrom perilaku yang berhubungan dengan gangguan
fisiologis dan faktor fisik, Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa,
retardasi mental, gangguan perkembangan psikologis, gangguan perilaku dan
emosional dengan onset masa kanak dan remaja.
4.
Pencegahan kekambuhan
gangguan jiwa
Pencegahan Kekambuhan adalah mencegah terjadinya peristiwa timbulnya
kembali gejala-gejala yang sebelumnya sudah memperoleh kemajuan (Stiart dan
Laraia, 2001). Pada gangguan jiwa kronis diperkirakan mengalami kekambuhan 50%
pada tahun pertama, dan 79% pada tahun ke dua (Yosep, 2006). Kekambuhan biasa
terjadi karena adanya kejadian-kejadian buruk sebelum mereka kambuh (Wiramis
harja, 2007).
Beberapa gejala kambuh yang perlu diidentifikasi oleh klien dan
keluarganya yaitu :
a.
Menjadi
ragu-ragu dan serba takut (nervous)
b.
Tidak nafsu
makan
c.
Sukar
konsentrasi
d.
Sulit tidur
e.
Depresi
f.
Tidak ada minat
g.
Menarik diri
Setelah klien pulang ke rumah, sebaiknya klien melakukan perawatan
lanjutan pada puskesmas di wilayahnya yang mempunyai program kesehatan jiwa.
Perawat komuniti yang menangani klien dapat menganggap rumah klien sebagai
“ruangan perawatan”. Perawat, klien dan keluarga besar sama untuk membantu
proses adaptasi klien di dalam keluarga dan masyarakat. Perawat dapat membuat
kontrak dengan keluarga tentang jadwal kunjungan rumah dan after care di
puskesmas.
Keluarga merupakan unit yang paling dekat dengan klien dan
merupakan “perawat utama” bagi klien. Keluarga berperan dalam menentukan cara
atau asuhan yang diperlukan klien di rumah. Keberhasilan perawat di rumah sakit
dapat sia-sia jika tidak diteruskan di rumah yang kemudian mengakibatkan klien
harus dirawat kembali (kambuh). Peran serta keluarga sejak awal asuhan di RS
akan meningkatkan kemampuan keluarga merawat klien di rumah sehingga
kemungkinan dapat dicegah.
Pentingnya peran serta keluarga dalam klien gangguan jiwa dapat
dipandang dari berbagai segi. Pertama, keluarga merupakan tempat dimana
individu memulai hubungan interpersonal dengan lingkungannya. Keluarga
merupakan “institusi” pendidikan utama bagi individu untuk belajar dan
mengembangkan nilai, keyakinan, sikap dan perilaku (Clement dan Buchanan,
1982). Individu menguji coba perilakunya di dalam keluarga, dan umpan balik
keluarga mempengaruhi individu dalam mengadopsi perilaku tertentu. Semua ini
merupakan persiapan individu untuk berperan di masyarakat.
Jika keluarga dipandang sebagai suatu sistem maka gangguan yang
terjadi pada salah satu anggota merupakan dapat mempengaruhi seluruh sistem,
sebaliknya disfungsi keluarga merupakan salah satu penyebab gangguan pada
anggota. Bila ayah sakit maka akan mempengaruhi perilaku anak, dan istrinya,
termasuk keluarga lainnya. Salah satu faktor penyebab kambuh gangguan jiwa
adalah; keluarga yang tidak tahu cara menangani perilaku klien di rumah
(Sullinger, 1988). Klien dengan diagnosa skizofrenia diperkirakan akan kambuh
50% pada tahun pertama, 70% pada tahun kedua dan 100% pada tahun kelima setelah
pulang dari rumah sakit karena perlakuan yang salah selama di rumah atau di
masyarakat.
5.
Perawatan gangguan jiwa
di rumah
Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh keluarga dan lingkungan dalam merawat penderita
gangguan jiwa dirumah :
a.
Memberikan kegiatan/
kesibukan dengan membuatkan jadwal sehari-hari.
b.
Berikan tugas yang sesuai
kemampuan penderita dan secara bertahap tingkatkan sesuai perkembangan.
c.
Menemani dan tidak
membiarkan penderita sendiri dalam melakukan kegiatan, misalnya; makan bersama,
bekerja bersama, rekreasi bersama, dll.
d.
Minta keluarga atau teman
menyapa ketika bertemu dengan penderita, dan jangan mendiamkan penderita, atau
jangan membiarkan penderita berbicara sendiri.
e.
Mengajak/ mengikutsertakan
penderita dalam kegiatan bermasyarakat, misalnya pengajian, kerja bakti dsb.
f.
Berikan pujian yang
realistis terhadap keberhasilan penderita, atau dukungan untuk keberhasilan
sosial penderita.
g.
Hindarkan berbisik-bisik
di depan penderita/ ada penderita dalam suatu ruangan yang sama/ disaksikan
oleh penderita.
h.
Mengontrol dan
mengingatkan dengan cara yang baik dan empati untuk selalu minum obat dengan
prinsip benar nama obat, benar nama pasien, benar dosis, benar waktu, benar cara
pemberian.
i.
Mengenali adanya tanda -
tanda ke kambuhan seperti; sulit tidur, mimpi buruk, bicara sendiri, senyum
sendiri, marah-marah, sulit makan, menyendiri, murung, bicara kacau,
marah-marah, dll.
j.
Kontrol suasana lingkungan
yang dapat memancing terjadinya marah.
k.
Segera kontrol jika
terjadi perubahan perilaku yang menyimpang, atau obat habis.
E.
Rangkuman
Gangguan
jiwa adalah gangguan otak yang
ditandai oleh terganggunya emosi, proses berpikir, perilaku, dan persepsi
(penangkapan panca indera). Gejala utama atau gejala yang menonjol pada gangguan
jiwa terdapat pada unsur kejiwaan, tetapi penyebab utamanya mungkin di badan
(somatogenik), di lingkungan sosial (sosiogenik) ataupun psikis (psikogenik).
Macam-macam
gangguan jiwa: Gangguan jiwa organik dan simtomatik, skizofrenia, gangguan
skizotipal dan gangguan waham, gangguan suasana perasaan, gangguan neurotik,
gangguan somatoform, sindrom perilaku yang berhubungan dengan gangguan
fisiologis dan faktor fisik, Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa,
retardasi mental, gangguan perkembangan psikologis, gangguan perilaku dan
emosional dengan onset masa kanak dan remaja.
Pencegahan
Kekambuhan adalah mencegah terjadinya peristiwa timbulnya kembali gejala-gejala
yang sebelumnya sudah memperoleh kemajuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar