Rabu, 06 Januari 2016

PERAWATAN KLIEN KASUS KEJIWAAN DI RUMAH



PERAWATAN KLIEN KASUS KEJIWAAN DI RUMAH

A.      Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada kegiatan belajar-8 ini, Anda  diharapkan akan mampu memahami perawatan klien kasus kejiwaan di rumah.

B.       Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran ini, Anda  diharapkan akan dapat :
1.         Menjelaskan Pengertian gangguan jiwa
2.         Menjelaskan Penyebab gangguan jiwa
3.         Menjelaskan Macam –macam gangguan jiwa
4.         Menjelaskan Pencegahan kekambuhan gangguan jiwa
5.         Menjelaskan Perawatan gangguan jiwa di rumah

C.      Pokok – Pokok Materi
Adapun pokok-pokok materi yang akan Anda pelajari pada kegiatan belajar-8 ini adalah:
1.         Pengertian gangguan jiwa
2.         Penyebab gangguan jiwa
3.         Macam –macam gangguan jiwa
4.         Pencegahan kekambuhan gangguan jiwa
5.         Perawatan gangguan jiwa di rumah

D.      Uraian Materi Pembelajaran
1.         Pengertian gangguan jiwa
Gangguan jiwa adalah gangguan yang mengenai satu atau lebih fungsi jiwa. Gangguan  jiwa adalah gangguan  otak yang ditandai oleh terganggunya  emosi, proses berpikir, perilaku, dan persepsi (penangkapan panca indera). Gangguan  jiwa ini menimbulkan  stress dan penderitaan bagi penderita (dan keluarganya) (Stuart & Sundeen, 1998).
Gangguan  jiwa dapat mengenai setiap orang, tanpa mengenal umur, ras,  agama, maupun status sosial-ekonomi.Gangguan  jiwa bukan disebabkan oleh kelemahan pribadi. Di masyarakat banyak beredar kepercayaan atau  mitos yang salah mengenai gangguan  jiwa, ada yang percaya bahwa gangguan jiwadisebabkan oleh gangguan roh jahat, ada yang menuduh bahwa itu akibat  guna-guna, karena kutukan atau hukuman atas dosanya. Kepercayaan yang salah ini hanya akan merugikan penderita dan keluarganya karena pengidap gangguan  jiwa tidak mendapat pengobatan secara cepat dan tepat (Notosoedirjo, 2005).
2.         Penyebab gangguan jiwa
Gejala utama atau gejala yang menonjol pada gangguan jiwa terdapat pada unsur kejiwaan, tetapi penyebab utamanya mungkin di badan (somatogenik), di lingkungan sosial (sosiogenik) ataupun psikis (psikogenik), (Maramis1994). Biasanya tidak terdapat penyebab tunggal, akan tetapi beberapa penyebab sekaligus dari berbagai unsur itu yang saling mempengaruhi atau kebetulan terjadi bersamaan, lalu timbulah gangguan badan ataupun jiwa.
3.         Macam –macam gangguan jiwa
Gangguan jiwa artinya bahwa yang menonjol ialah gejala-gejala yang psikologik dari unsur psikis (Maramis, 1994). Macam-macam gangguan jiwa (Rusdi Maslim, 1998): Gangguan jiwa organik dan simtomatik, skizofrenia, gangguan skizotipal dan gangguan waham, gangguan suasana perasaan, gangguan neurotik, gangguan somatoform, sindrom perilaku yang berhubungan dengan gangguan fisiologis dan faktor fisik, Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa, retardasi mental, gangguan perkembangan psikologis, gangguan perilaku dan emosional dengan onset masa kanak dan remaja.
4.         Pencegahan kekambuhan gangguan jiwa
Pencegahan Kekambuhan adalah mencegah terjadinya peristiwa timbulnya kembali gejala-gejala yang sebelumnya sudah memperoleh kemajuan (Stiart dan Laraia, 2001). Pada gangguan jiwa kronis diperkirakan mengalami kekambuhan 50% pada tahun pertama, dan 79% pada tahun ke dua (Yosep, 2006). Kekambuhan biasa terjadi karena adanya kejadian-kejadian buruk sebelum mereka kambuh (Wiramis harja, 2007).
Beberapa gejala kambuh yang perlu diidentifikasi oleh klien dan keluarganya yaitu :
a.         Menjadi ragu-ragu dan serba takut (nervous)
b.        Tidak nafsu makan
c.         Sukar konsentrasi
d.        Sulit tidur
e.         Depresi
f.         Tidak ada minat
g.        Menarik diri
Setelah klien pulang ke rumah, sebaiknya klien melakukan perawatan lanjutan pada puskesmas di wilayahnya yang mempunyai program kesehatan jiwa. Perawat komuniti yang menangani klien dapat menganggap rumah klien sebagai “ruangan perawatan”. Perawat, klien dan keluarga besar sama untuk membantu proses adaptasi klien di dalam keluarga dan masyarakat. Perawat dapat membuat kontrak dengan keluarga tentang jadwal kunjungan rumah dan after care di puskesmas.
Keluarga merupakan unit yang paling dekat dengan klien dan merupakan “perawat utama” bagi klien. Keluarga berperan dalam menentukan cara atau asuhan yang diperlukan klien di rumah. Keberhasilan perawat di rumah sakit dapat sia-sia jika tidak diteruskan di rumah yang kemudian mengakibatkan klien harus dirawat kembali (kambuh). Peran serta keluarga sejak awal asuhan di RS akan meningkatkan kemampuan keluarga merawat klien di rumah sehingga kemungkinan dapat dicegah.
Pentingnya peran serta keluarga dalam klien gangguan jiwa dapat dipandang dari berbagai segi. Pertama, keluarga merupakan tempat dimana individu memulai hubungan interpersonal dengan lingkungannya. Keluarga merupakan “institusi” pendidikan utama bagi individu untuk belajar dan mengembangkan nilai, keyakinan, sikap dan perilaku (Clement dan Buchanan, 1982). Individu menguji coba perilakunya di dalam keluarga, dan umpan balik keluarga mempengaruhi individu dalam mengadopsi perilaku tertentu. Semua ini merupakan persiapan individu untuk berperan di masyarakat.
Jika keluarga dipandang sebagai suatu sistem maka gangguan yang terjadi pada salah satu anggota merupakan dapat mempengaruhi seluruh sistem, sebaliknya disfungsi keluarga merupakan salah satu penyebab gangguan pada anggota. Bila ayah sakit maka akan mempengaruhi perilaku anak, dan istrinya, termasuk keluarga lainnya. Salah satu faktor penyebab kambuh gangguan jiwa adalah; keluarga yang tidak tahu cara menangani perilaku klien di rumah (Sullinger, 1988). Klien dengan diagnosa skizofrenia diperkirakan akan kambuh 50% pada tahun pertama, 70% pada tahun kedua dan 100% pada tahun kelima setelah pulang dari rumah sakit karena perlakuan yang salah selama di rumah atau di masyarakat.
5.         Perawatan gangguan jiwa di rumah
Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh keluarga dan lingkungan dalam merawat penderita gangguan jiwa dirumah :
a.         Memberikan kegiatan/ kesibukan dengan membuatkan jadwal sehari-hari.
b.        Berikan tugas yang sesuai kemampuan penderita dan secara bertahap tingkatkan sesuai perkembangan.
c.         Menemani dan tidak membiarkan penderita sendiri dalam melakukan kegiatan, misalnya; makan bersama, bekerja bersama, rekreasi bersama, dll.
d.        Minta keluarga atau teman menyapa ketika bertemu dengan penderita, dan jangan mendiamkan penderita, atau jangan membiarkan penderita berbicara sendiri.
e.         Mengajak/ mengikutsertakan penderita dalam kegiatan bermasyarakat, misalnya pengajian, kerja bakti dsb.
f.         Berikan pujian yang realistis terhadap keberhasilan penderita, atau dukungan untuk keberhasilan sosial penderita.
g.        Hindarkan berbisik-bisik di depan penderita/ ada penderita dalam suatu ruangan yang sama/ disaksikan oleh penderita.
h.        Mengontrol dan mengingatkan dengan cara yang baik dan empati untuk selalu minum obat dengan prinsip benar nama obat, benar nama pasien, benar dosis, benar waktu, benar cara pemberian.
i.          Mengenali adanya tanda - tanda ke kambuhan seperti; sulit tidur, mimpi buruk, bicara sendiri, senyum sendiri, marah-marah, sulit makan, menyendiri, murung, bicara kacau, marah-marah, dll.
j.          Kontrol suasana lingkungan yang dapat memancing terjadinya marah.
k.        Segera kontrol jika terjadi perubahan perilaku yang menyimpang, atau obat habis.

E.       Rangkuman
Gangguan  jiwa adalah gangguan  otak yang ditandai oleh terganggunya  emosi, proses berpikir, perilaku, dan persepsi (penangkapan panca indera). Gejala utama atau gejala yang menonjol pada gangguan jiwa terdapat pada unsur kejiwaan, tetapi penyebab utamanya mungkin di badan (somatogenik), di lingkungan sosial (sosiogenik) ataupun psikis (psikogenik).
Macam-macam gangguan jiwa: Gangguan jiwa organik dan simtomatik, skizofrenia, gangguan skizotipal dan gangguan waham, gangguan suasana perasaan, gangguan neurotik, gangguan somatoform, sindrom perilaku yang berhubungan dengan gangguan fisiologis dan faktor fisik, Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa, retardasi mental, gangguan perkembangan psikologis, gangguan perilaku dan emosional dengan onset masa kanak dan remaja.
Pencegahan Kekambuhan adalah mencegah terjadinya peristiwa timbulnya kembali gejala-gejala yang sebelumnya sudah memperoleh kemajuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar