PERAWATAN
KLIEN HIV/AIDS DI RUMAH
A.
Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada kegiatan belajar-8
ini, Anda diharapkan akan mampu memahami perawatan klien
HIV/AIDS di rumah.
B.
Tujuan Pembelajaran
Khusus
Setelah selesai
mempelajari materi
pembelajaran ini, Anda diharapkan akan
dapat :
1.
Menjelaskan
pengertian perawatan ODHA di rumah
2.
Menjelaskan
persiapan perawatan ODHA di rumah
3.
Menjelaskan
pengertian HIV/AIDS
4.
Menjelaskan
tanda orang yang terkena HIV
5.
Menjelaskan
stadium pada HIV
6.
Menjelaskan
cara penularan HIV
7.
Menjelaskan
perawatan ODHA di rumah
C.
Pokok – Pokok Materi
Adapun pokok-pokok materi yang akan Anda pelajari pada kegiatan
belajar-8 ini adalah:
1.
Pengertian
perawatan ODHA di rumah
2.
Persiapan
perawatan ODHA di rumah
3.
Pengertian
HIV/AIDS
4.
Tanda
orang yang terkena HIV
5.
Stadium
pada HIV
6.
Cara
penularan HIV
7.
Perawatan
ODHA di rumah
D.
Uraian Materi
Pembelajaran
1.
Pengertian
perawatan ODHA di rumah
Perawatan Odha di rumah adalah perawatan yang
diberikan kepada Odha di tempat tinggalnya sendiri. Perawatan ini bisa
dilakukan oleh Odha itu sendiri atau keluarga dalam hal ini adalah orang-orang
yang mempunyai tanggungjawab utama dalam perawatan Odha di rumah (misalnya:
suami/ istri Odha, anak, orangtua, saudara kandung, teman, tetangga, dll),
manajer kasus, perawat, bidan atau petugas kesehatan lainnya.
2.
Persiapan
perawatan ODHA di rumah
Persiapan perawatan ODHA di rumah yang bisa
dilakukan antara lain: Dapatkan informasi tertulis yang jelas tentang obat
(dosis, jadwal masing-masing obat, efek samping yang perlu diawasi) dan perawatan
lain yang akan diberikan, tanyakan pada dokter tentang perubahan kesehatan atau
perilaku Odha. Buat daftar anggota Tim (dokter, perawat) atau orang lain yang
harus segera dihubungi, no telepon dan kapan mereka dapat dihubungi. Tim
perawatan Odha di rumah perlu memberi edukasi/ pendidikan pada Odha dan
keluarga agar dapat memahami hal-hal mendasar tentang HIV/AIDS.
3.
Pengertian
HIV/AIDS
HIV
adalah Human Immunodeficiency Virus yaitu penyebab AIDS dan dapat melemahkan
system kekebalan atau perlindungan tubuh. HIV adalah kuman namun tidak seperti
kuman lainnya (diare, influenza dan lain-lain) yang mudah dilumpuhkan oleh sel
darah putih. Bila HIV masuk ke dalam tubuh justru akan melumpuhkan sel darah
putih. Jumlah sel darah putih (limfosit atau CD4) yang sehat 500-1600 mm3
menunjukkan bahwa seseorang masih memiliki kekebalan tubuh cukup baik. Jika di
bawah 350 berpotensi menunjukkan sistem kekebalan tubuh telah melemah sehingga
orang tsb telah terinfeksi HIV positif. HIV mengurangi jumlah sel darah putih
(CD4) yang pada akhirnya membuat tubuh seseorang rentan terkena penyakit. AIDS
adalah Acquired Immune Deficiency Syndrome merupakan kumpulan beberapa gejala
akibat menurunnya system kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV.
4.
Tanda
orang yang terkena HIV
Tanda
orang terkena HIV/AIDS bisa dilihat jika seseorang tersebut memiliki 2 tanda
dari 3 gejala utama sebagai berikut:
a.
Demam
berkepanjangan lebih dari 3 bulan
b.
Diare
kronis, lebih dari 1 bulan (berulang ataupun terus menerus)
c.
Penurunan
berat badan lebih dari 1/10 dalam 3 bulan.
Serta
memiliki 1 tanda dari 5 gejala minor sebagai berikut:
a.
Batuk
kronis, selama lebih dari 1 bulan
b.
Infeksi
jamur Candida Albicans pada mulut dan tenggorokan
c.
Pembengkakan
kelenjar getah bening yang menetap di seluruh badan
d.
Munculnya
herpes zoster berulang
e.
Bercak-bercak
gatal di seluruh badan
5.
Stadium
pada HIV
Perjalanan
penyakit HIV dalam tubuh seseorang tergolong unik, memiliki masa inkubasi yang
sangat panjang
a.
Stadium
1 :Window periode, 1-3 bahkan 6
bulan
b.
Stadium
2 :HIV +, Asimtomatik 5-10 tahun
c.
Stadium
3 :HIV + dengan gejala penyakit
lebih dari 1 bulan
d.
Stadium
4 :AIDS, CD4 < 200 1-2 tahun.
6.
Cara
penularan HIV/AIDS
HIV/AIDS
dapat menular melalui:
a.
Perpindahan
cairan tubuh
b.
Melalui
darah
c.
Hubungan
seks tanpa kondom
d.
Bergantian
memakai jarum suntik
HIV
tidak menular melalui:
a.
Gigitan
nyamuk
b.
Bersalaman
dan bersentuhan
c.
Pelukan
dan ciuman
d.
Menggunakan
peralatan makan dan minum bersama
e.
Tinggal
serumah
f.
Menggunakan
jamban yang sama
7.
Perawatan
ODHA di rumah
Perawatan ODHA di Rumah harus mencakup perawatan
fisik dasar, dukungan psikososial, aktivitas spiritual dan perawatan paliatif.
a.
Perawatan
Fisik Dasar
1)
Pemberian
Perawatan untuk meningkatkan kemandirian ODHA
2)
Pencegahan
Penularan Di Rumah :
a)
Cuci
tangan dengan sabun dan air setelah mengganti seprei , baju atau setelah
terkontaminasi oleh cairan tubuh Odha (misalnya : darah, air kencing, dahak)
b)
Tutuplah
luka, baik yang ada pada perawat (keluarga) maupun Odha.
c)
Jagalah
agar seprei dan baju tetap bersih agar Odha merasa nyaman dan mencegah
kemungkinan timbulnya masalah kulit.
d)
Bahan-bahan
yang terkontaminasi cairan tubuh Odha harus dicuci dan pisahkan dari bahan yang
lain
e)
Jangan
berbagi barang-barang yang tajam seperti alat cukur, sikat gigi, jarum atau
apapun yang memungkinkan terkena darah Odha.
f)
Jauhkan
barang-barang seperti popok, tissue bekas pakai, saputangan atau apapun yang
memungkinkan terkontaminasi cairan tubuh Odha.
g)
Letakkan
pada tempat yang tertutup dan sulit dijangkau terutama oleh anak-anak
3)
Menghindari
Infeksi lainnya karena ODHA mudah terkena infeksi.
4)
Cara
menjaga kebersihan yang harus dijalankan oleh semua anggota keluarga termasuk
Odha :
a)
Cuci
tangan sebelum : memasak, makan, menyuapi makanan dan memberi obat
b)
Cuci
tangan setelah : memakai kertas tissu toilet, mengganti popok/pakaian dalam
c)
Gunakan
air bersih (matang) untuk makan/minum terutama untuk anak-anak
d)
Cucilah
seprei/handuk/baju dengan sabun dan air
e)
Simpanlah
makanan dalam tempat tertutup sehingga tidak tercemar oleh kotoran/lalat
f)
Bila
ada anggota keluarga yang sakit, cucilah gelas sebelum digunakan orang lain
g)
Jangan
meminum atau memakan makanan yang tidak
dimasak
h)
Cucilah
dengan air bersih buah-buahan dan sayuran segar yang langsung dimakan tanpa
dimasak
i)
Membuang
sampah pada tempatnya, kelola dengan benar (ditimbun/dibakar).
5)
Perbekalan
dan Peralatan
a)
Ada
beberapa bahan dan alat yang diperlukan untuk merawat Odha secara baik, dan
untuk melindungi orang yang merawatnya seperti masker, sarung tangan sekali
pakai dalam jumlah yg cukup, dll
b)
Sebaiknya
menyediakan beberapa obat umum, termasuk loperamid (Imodium®) untuk
diare, parasetamol (Panadol®) untuk demam dan sakit kepala, dan ORS
untuk rehidrasi, merasa mual, disediakan metoklopramid (Primperan®),
tetapi obat ini membutuhkan resep dari dokter. Jagalah supaya obat apa pun yang
sudah kedaluwarsa tidak dipakai, dan dibuang.
c)
Kebutuhan
oksigen. Tabung oksigen medis serta perlengkapannya biasanya dapat di sewa dari
rumah sakit.
6)
Terapi
pada ODHA, meliputi terapi gizi, terapi ARV, terapi infeksi oportunistik serta
terapi simtomatik.
7)
Terapi
simtomatik
a)
Perawatan
Demam
-
Buka
pakaian dan selimut.
-
Mandi
dengan air sejuk atau basahkan kulit dan biarkan kering sendiri (tanpa dilap
dengan handuk).
-
Minum
banyak air untuk menghindari dehidrasi.
-
Minum
obat yang dibeli dari apotek seperti parasetamol untuk menurunkan suhu badan
b)
Penatalaksanaan
Batuk
-
Bila
terasa tidak nyaman, tepuk dengan ringan punggung pasien agar batuk. Letakkan
kepalanya lebih rendah daripada dadanya dan biarkan telentang, telungkup dan
miring selama lima menit. Lakukan ini sebanyak empat kali setiap hari untuk
membantu mengeluarkan dahak.
-
Anjurkan
peluk bantal bila batuk menyebabkan rasa sakit pada dada.
-
Selagi
pasien batuk sebaiknya mulut ditutup dengan handuk atau sapu tangan untuk
mencegah penyebaran infeksi kepada orang lain.
c)
Penatalaksanaan
Diare
-
Setelah
mengalami diare, minum secangkir cairan elektrolit.
-
Tetap
makan agar terhindar dari kekurangan zat.
-
Setelah
diare, bersihkan dubur dengan air (mengelap dengan kertas tissue bisa
menyebabkan lecet).
-
Jangan
sembarangan minum obat tanpa ada resep yang jelas
d)
Penatalaksanaan
Perawatan mulut
-
Sikat
gigi tiga kali sehari.
-
Ganti
sikat gigi setiap bulan.
-
Atau
gunakan kayu kecil yang sudah digigit bagian ujungnya atau ikat dengan kain
kecil pada bagian ujungnya.
-
Jika
terdapat luka pada mulut karena kandidiasis, coba:
•
Makan
makanan yang lembut dan dingin, bukan yang panas dan keras.
•
Hindari
makanan yang pedas, berkunyit dan mengandung rempah.
•
Sikat
kandidiasis dari lidah dan gusi tiga kali sehari.
e)
Penatalaksanaan
Penurunan Berat Badan
-
Timbang
berat badan Anda setiap hari barangkali terjadi perubahan.
-
Makanlah
setiap hari tiga macam makanan yang menimbulkan tenaga (minyak/lemak atau sagu:
roti, nasi, mi, ubi, kentang).
-
Makanlah
setiap hari tiga macam makanan berprotein (daging, ayam, ikan, telur,
susu/keju, kacang kedelai).
-
Makanlah
setiap hari tiga macam makanan bervitamin (daun-daunan yang hijau atau
buah-buahan. Pil multivitamin dapat membantu tetapi bukan pengganti yang baik
bagi makanan bergizi).
f)
Penatalaksanaan
Permasalahan Kulit
-
Cuci
luka/lecet di kulit setiap hari dengan air bersih
-
Jangan
membalut luka bila tidak perlu, walaupun telah mengering
-
Bila
perlu, balut luka dengan kain pembalut yang bersih setiap hari.
-
Pastikan
agar memperoleh pembalut yang steril dari apotek (jangan biarkan kapas menempel
di luka).
-
Bila
Anda menyentuh luka dan
pembalut yang telah digunakan:
•
Pendamping
harus memakai sarung tangan, ATAU membalut tangan dengan kantong plastik
•
Basuh
tangan dengan sabun setelah dan sebelum menyentuh luka si pasien AIDS.
g)
Penatalaksanaan
Rasa Nyeri
-
Kaji karakteristik nyeri
-
Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi.
-
Gunakan obat anti nyeri jika diperlukan
b.
Dukungan
Psikososial
1)
Kebutuhan
psikologik berupa:
a)
Rasa
aman dan nyaman karena keyakinan bahwa dirinya berada dalam perawatan oleh para
ahli yang kompeten dan keluarga/care givers yang peduli dengan keadaannya
b)
Kebutuhan
untuk mengetahui tentang penyakit yang dideritanya sehingga penderita tidak
berada dalam keadaan ketidak-pastian yang
c)
Penderita
juga ingin untuk tetap dihargai dan dianggap mampu, dengan cara melibatkannya
dalam mengambil keputusan-keputusan yang terkait dengan dirinya terutama bila
secara fisik ia menjadi sangat tergantung pada orang lain.
2)
Kebutuhan
sosial :
a)
Perasaan
tetap diterima oleh keluarga/care-givers-nya walaupun penampilan /perilakunya
sering kali tidak menyenangkan.
b)
Perasaan
tetap dibutuhkan, dilibatkan dan diperhitungkan dalam keluarganya sehingga
penderita tidak merasa menjadi beban bagi keluarganya.
c)
Kesempatan
bagi penderita untuk membebaskan diri dari keterikatannya dengan orang lain dan
dibebaskan dari berbagai tanggung jawab dalam pekerjaan/keluarga yang
sebelumnya dipikul penderita dengan menyerahkannya kepada orang lain.
3)
Penatalaksanaan
Dukungan Psikososial:
a)
Kaji
perasaan klien dan ketakutan yang dihadapi
b)
Anjurkan
klien untuk menceritakan permasalahannya pada orang yang telah dipercaya
c)
Anjurkan
klien untuk sering berkomunikasi dengan penderita yang lain
d)
Jaga
Kerahasiaan Klien
e)
Berikan
dukungan sosial, jangan lakukan stigma pada pasien HIV
c.
Aktifitas
Spiritual
Penatalaksanaan:
1)
Berikan
Kasih sayang yang diexpresikan secara nyata seperti jabat tangan, sentuhan,
strokes atau belaian.
2)
Berikan
pengertian adanya kesempatan untuk memperbaiki hubungan interpersonal yang
terganggu diwaktu yang lalu, serta mendapatkan pengampunan atas
kesalahan-kesalahannya dimasa lalu.
3)
Yakinkan
bahwa dirinya tetap dicintai dan dihargai.
4)
Motivasi
perasaan bahwa hidupnya tetap mempunyai arah/tujuan yang jelas dan berarti bagi
sesamanya
d.
Perawatan
Paliatif
1)
ODHA
dengan penyakit yang sudah lanjut, selain gejala-gejala fisik dan psikologik,
juga timbul penderitaan yang bermula pada kondisi distress mengenai keberadaan
dirinya à
perawatan terminal
2)
Odha
yang dekat dengan kematian:
a)
Makin
banyak tidur dan sulit dibangunkan. Cobalah berbicara dengannya dan lakukan apa
saja pada saat dia sedang sadar.
b)
Menjadi
bingung tentang di mana dia, waktu atau tanggal, atau siapa orang-orang di
sekitarnya. Beri tahukanlah di mana dia, jam berapa dan hari apa sekarang, dan
siapa orang-orang itu. Jangan memarahi dia bila dia lupa, beri tahu saja.
c)
Mulai
mengompol atau kehilangan kontrol untuk buang air besar. Bersihkan dengan
memakai sarung tangan, dan pakai bedak bubuk atau pelembab untuk mencegah
kemerahan pada kulit. Kateter mungkin diperlukan untuk mengeluarkan air seni.
d)
Mempunyai
kulit yang terasa sejuk bila disentuh dan dapat berubah menjadi lebih gelap
pada bagian tubuh yang menyentuh tempat tidur karena peredaran darahnya menjadi
lebih lambat. Tutupi dengan selimut hangat, tetapi jangan memakai selimut
listrik karena dapat membakar orang yang peredaran darahnya buruk.
e)
Dapat
mengalami kesulitan melihat atau mendengar. Sekali pun demikian, jangan
berbicara pada orang lain seakan-akan Odha tidak akan mendengar kita. Selalu
berbicara dengan Odha atau orang lain di ruangan seakan-akan dia mendengarkan
kita, walaupun Odha tampaknya di dalam koma.
f)
Tampak
gelisah, menarik-narik selimut/seprai tempat tidur atau berlagak seolah-olah
dia melihat hal-hal yang tidak kita lihat. Tetaplah bersabar, berbicara dengan
lambat, dan tenangkan Odha. Buat dia nyaman dengan mengingatkan secara lemah
lembut tentang siapa kita dan di mana dia.
g)
Dapat
berhenti makan dan minum. Sesering mungkin membersihkan mulutnya dengan lap
basah. Jaga agar bibirnya selalu basah dengan memakai pelembab bibir.
h)
Bisa
nyaris berhenti buang air kecil. Jika ada kateter, benda ini perlu dibilas atau
disemprot agar tidak tersumbat. Perawat dapat menunjukkan bagaimana
melakukannya.
i)
Mempunyai
suara napas yang berisik karena dia tidak dapat menghilangkan cairan yang
mengumpul di belakang tenggorokannya. Bicarakan dengan dokter/ mengubah posisi
kepala lebbih tinggi.
j)
Jika
dia mulai bernapas dengan tidak teratur atau tampak berhenti bernapas selama
satu menit, panggil dokter.
k)
Jika
meninggal à
Perawatan Jenazah dengan perlindungan diri.
E.
Rangkuman
Perawatan Odha di rumah adalah perawatan yang
diberikan kepada Odha di tempat tinggalnya sendiri. Perawatan ini bisa
dilakukan oleh Odha itu sendiri atau keluarga dalam hal ini adalah orang-orang
yang mempunyai tanggungjawab utama dalam perawatan Odha di rumah (misalnya:
suami/ istri Odha, anak, orangtua, saudara kandung, teman, tetangga, dll),
manajer kasus, perawat, bidan atau petugas kesehatan lainnya. Perawatan ODHA di
Rumah harus mencakup perawatan fisik dasar, dukungan psikososial, aktivitas
spiritual dan perawatan paliatif. Pemberian Perawatan untuk meningkatkan
kemandirian ODHA.
F.
Tes Formatif
a.
Langkah
– langkah
Berikut ini diberikan soal formatif, Anda diminta mengerjakan di
lembar kertas tersendiri (tidak didalam modul). Apabila semua soal tugas sudah
selesai Anda kerjakan, Anda dipersilahkan untuk melihat kunci jawaban dan
membandingkan jawaban Anda dengan jawaban yang ada dikunci jawaban.
Periksalah hasil pekerjaan Anda.kemudian hitunglah jawaban Anda
yang benar, gunakan rumus yang ada pada bagian pendahuluan. Apabila Anda
berhasil menyelesaikan (menjawab) soal formatif dengan 80% benar, maka Anda
diperkenankan untuk melanjutkan mempelajari pembelajaran yang diuraikan pada
kegiatan belajar berikutnya.
b.
Soal
Formatif
Tn. S mengalami sariawan parah, demam berulang
lebih dari 3 bulan dan diare yang lebih dari 2 bulan sehingga menyebabkan BB
turun yang sangat drastis serta benjolan2 di lehernya yang menyebabkan nyeri
yang teramat sangat. Keluarga tidak mengetahui penyebab penyakit tersebut dan
merasa sangat cemas sehingga membawa Tn. S ke RS terdekat. Setelah dilakukan
anamnesa mendalam ternyata riwayat pekerjaan Tn. S adalah seorang supir truk
yang sering bepergian ke luar kota dan hasil pemeriksaan lab terdapat penurunan
limfosit kurang dr 200mm3. Setelah dilakukan pengobatan dan merasa kondisinya tidak ada perubahan, Tn. S
ingin dirawat di rumah saja. Ners Anggi
adalah perawat ditugaskan untuk melakukan perawatan di rumah Tn. S
dengan diagnosa HIV + tersebut, sebelum Ners Anggi datang ke rumah Tn. S untuk
melakukan homecare, dia melakukan persiapan untuk dirinya dan pasien.
1.
Berdasarkan kasus di atas, Tn. S mengalami HIV pada stadium:
a.
AIDS
b.
HIV+ Simptomatik < 1 bulan
c.
HIV+ Simptomatik > 1 bulan
d.
Window period 1-3 bln/ 6 bln
e.
HIV+ Asimptomatik 5-10thn
2.
Sebelum Ners Anggi datang ke rumah Tn. S, apa yang seharusnya di
lakukan Ners Anggi saat di RS:
a.
Memahami hal-hal mendasar tentang HIV/AIDS
b.
Membuat daftar anggota Tim yang dapat dihubungi
c.
Menanyakan pada dokter tentang perubahan kesehatan atau perilaku
Odha
d.
Berusaha Mendapatkan informasi tertulis yang jelas tentang obat dan
perawatan lain yang akan diberikan
e.
Semua jawaban benar
3.
Perawatan yang paling tepat dilakukan oleh ners Anggi untuk Tn. S
adalah
a.
Perawatan Paliatif
b.
Perawatan Komperehensif
c.
Perawatan Bio – Psiko – Sosio – Spiritual
d.
A dan C benar
e.
B dan C benar
4.
Berdasarkan gejala yang muncul pada Tn. S, penatalaksanaan yang
bisa dilakukan oleh Ners Anggi, kecuali:
a.
Kaji karakteristik nyeri
b.
Menganjurkan minum obat penurun panas
c.
Tepuk dengan ringan punggung pasien agar batuk
d.
Berikan cairan elektrolit dan minum air yang banyak
e.
Makan makanan yang lembut dan dingin, bukan yang panas dan keras
5.
Penatalaksanaan psikososial yang cocok dilakukan Ners Anggi untuk
keluarga dan pasien adalah, kecuali:
a.
Jaga Kerahasiaan Klien
b.
Kaji perasaan klien dan ketakutan yang dihadapi
c.
Berikan dukungan sosial, jangan lakukan stigma pada pasien HIV
d.
Anjurkan klien untuk untuk sering berkomunikasi dengan penderita
yang lain
e.
Anjurkan klien untuk menceritakan permasalahannya pada setiap
orang-orang yang datang berkunjung
G.
Tugas Mandiri
Jelaskan apa yang harus dilakukan perawat
homecare untuk melakukan perawatan pada pasien ODHA di rumah!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar