PERAWATAN KLIEN
MATERNITAS DAN ANAK DI RUMAH
A.
Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada kegiatan belajar-6
ini, Anda diharapkan akan mampu memahami perawatan klien kasus maternitas dan anak di rumah.
B.
Tujuan Pembelajaran
Khusus
Setelah selesai
mempelajari materi
pembelajaran ini, Anda diharapkan akan
dapat :
1.
Menjelaskan Pengertian
homecare maternitas dan anak
2.
Menjelaskan Keuntungan
Homecare Maternitas
3.
Menjelaskan Kondisi
Perawatan yang Memerlukan Tindakan Homecare
4.
Menjelaskan Contoh
Homecare yang Bisa Diberikan Pada Perawatan Maternitas
5.
Menjelaskan Penyuluhan
terkait maternitas dan anak
6.
Menjelaskan Pemulangan Rawat Inap Dini
7.
Menjelaskan Kunjungan Rumah
C.
Pokok – Pokok Materi
Adapun pokok-pokok materi yang akan Anda pelajari pada kegiatan
belajar-6 ini adalah:
1.
Pengertian homecare
maternitas dan anak
2.
Keuntungan Homecare
Maternitas
3.
Kondisi Perawatan yang
Memerlukan Tindakan Homecare
4.
Contoh Homecare yang Bisa
Diberikan Pada Perawatan Maternitas
5.
Penyuluhan maternitas dan
anak
6.
Pemulangan Rawat Inap Dini
7.
Kunjungan Rumah
D.
Uraian Materi
Pembelajaran
1.
Pengertian homecare
maternitas dan anak
Home care pada maternitas
adalah fasilitas utama
kesehatan yang bukan merupakan bagian dari sebuah rumah sakit, yang yang
menyediakan layanan antenatal komprehensif, intrapartum, dan layanan
pascakelahiran untuk wanita dengan kehamilan tanpa komplikasi. Fasilitas ini
harus ditempatkan berdekatan dan berhubungan dengan rumah sakit yang dapat
mengelola kedaan darurat obstetrik dan neonatal.
2.
Keuntungan Homecare Maternitas
a.
Biaya lebih murah
b.
Resiko infeksi nosokomial rendah
c.
Peningkatan keterlibatan keluarga
d.
Memberikan pelayanan
reproduksi yang komprehensif, berkualitas, dan berkesinambungan.
3.
Kondisi Perawatan yang Memerlukan Tindakan
Homecare
Beberapa perawatan yang
memerlukan tindakan homecare adalah :
a.
Prenatal:
Childbirth and parenting education, antenatal
care, senam hamil, dan antenatal education (deteksi kesejahteraan janin), dan
lain-lain.
b.
Intranatal: homebirth
c.
Postnatal: early discharge follow up, maternal
assessment, senam nifas, postnatal education
d.
Neonatus: perawatan bayi baru lahir
(memandikan, memberi makan, massage), follow-up-post-operative or
post-hospitalization follow-up, resusitasi neonatus.
e.
Gangguan reproduktif: kanker
serviks, mamae, dan lain-lain
f.
Kontrasepsi, dan lain-lain.
4.
Contoh Homecare yang Bisa
Diberikan Pada Perawatan Maternitas
Dalam hal ini perawat
hanya berwenang memberikan perawatan homecare setelah pasien tersebut memasuki
masa post partum atau setelah melahirkan. Masa nifas (puerperium) menurut
Sarwono Prawirohardjo adalah dimulai setelah placenta lahir dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula atau sebelum hamil, yang
berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Masa nifas menurut Rustam Mochtar adalah masa
pulih kembali yang dimulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan
kembali seperti pra hamil yang lamanya 6-8 minggu. Definisi lain masa nifas
adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat
kandungan yang lamanya 6 minggu. Menurut Hanifah Wiknjosastro, masa nifas
adalah dimulai setelah persalian selesai dan berakhir setelah 6 minggu.
Bahaya terbesar yang biasanya terjadi pada masa
nifas adalah hemoragie atau perdarahan. Oleh karena itu, pengkajian tanda
vital, syok hipovolemik, tinggi fundus uteri (untuk mengetahui intensitas
kontraksi), distensi uteri, sifat dan jumlah lokhea, hemostasis perineum,
ketidaknyamanan, bonding attachment dan status emosional sangat penting
dilakukan untuk mengurangi bahaya masa nifas. Selain perdarahan, ada juga
bahaya lain yang mengancam ibu, yaitu infeksi pada masa nifas. Intervensi
terhadap gangguan ini difokuskan untuk mencegah infeksi dan meningkatkan proses
penyembuhan dengan perawatan asepsis, kebersihan diri, perawatan perineum,
perawatan hemorargie, peningkatan eliminasi, pengkajian terhadap involusi
uteri, lokhea, episiotomy dan after pain. Perawat juga mengajarkan tentang
perawatan payudara dan teknik menyusui. Perawat juga member informasi tentang
aktivitas, istirahat, latihan, makanan, cairan, perawatan kulit, hubungan
seksual, fisiologi pasca partum, pelayanan kesehatan ibu, tanda-tanda bahaya
dan kunjungan ulang 6 minggu pasca partum.
5.
Penyuluhan
Hal – hal yang harus diketahui ibu selama
menjalani masa nifas di rumah :
a.
Aktivitas
Aktivitas yang cukup beralasan sangat
dianjurkan untuk dilakukan. Tidur siang harus dilakukan untuk memulihkan tenaga
ibu.
b.
Higiene personal
Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber
infeksi. Mandi setiap hari sangat dianjurkan , setelah ibu cukup kuat
beraktifitas untuk melaukan hygiene personal. Hygine personal dilakukan untuk
mengurangi ketidaknyamanan pada ibu, misalnya mengganti pembalut.
c.
Hubungan seksual.
Hubungan seksual tidak boleh dilakuakn segera
karena involusi uteri belum kembali normal dan kemungkinan luka episiotomy
belum pulih. 70% wanita melakukan hubungan seksual pada minggu ke -8 pasca
partum. Banyak ibu yang masih takut untuk melakukan hubungan seksual karena
trauma persalian atau ibu takut terjadi perdarahan. Lebih dari 90% primipara
mengungkapkan bahwa mereka mulai aktif melakukan hubungan seksual pada minggu
ke-8 pascapartum. Wanita dianjurkan untuk menyusui bayinya karena dengan
menyusui akan menekan produksi estertogen yang tentu akan berpengaruh pada
pemulihan alat- alat kandungan. Beri ibu konseling tengtang hubungan seksual
setelah persalian, yakni ibu tidak perlu takut untuk melakukan hubungan seksual
setalah 6 minggu pascapartum.
d.
Istirahat
Setelah bayi lahir, kebanyakan wanita sangat
emosional dan merasa letih. Umumnya mereka tertidur sejenak. Ketika bangun, ia
sangat ingin melihat dan menggendong bayinya. Ibu dapatn bangkit dari tempat
tidur, tetapi banyak wanita lebih suka di tempat tidurselama 24 jam pertama dan
menikmati istirahatnya. Setelah itu, sebaiknya ia bangkit dan berjalan untuk
meningkatkan otot-ototnya, meningkatkan aliran darah, dan mempercepat
pengeringan lochea.
e.
Lochea
Lochea adalah darah yang dibuang dari rahim
yang telah mengerut kembali ke ukuran semula. Pada saat hamil rahim melindungi
janin dari lingkungan luar, menyediakan gizi melalui plasenta, dan akhirnya
dengan kontraksi ototnya mengeluarkan bayi ke dunia. Lochea terdiri dari darah
tempat plasenta menempel dan luruhan dinding rahim yang berkembang sangat besar
selama kehamilan. Dalam 5 hari pertama setelah kelahiran, lochea sebagian besar
terdiri dari darah sehingga berwarna merah. Lima sampai 10 hari berikutnya
warnanya menjadi coklat kemerahan karena jumlah darah yang hilanglebih sedikit
dan lebih banyak luruhan dinding rahim yang dikeluarkan. Pada hari ke-12,
warnanya pucat kekuningan atau putih, luruhan ini mungkin berlanjut dengan
jumlah bervariasi selama 6 minggu. Biasanya, luruhan ini akan berhenti pada
akhir minggu ke-3. Lama lochea merah bervariasi, kadang-kadang masih berlanjut
10 hari atau lebih, atau lochea merah mungkin muncul pada minggu berikutnya.
f.
After pain
Jika perineum robek atau dilakukan episiotomi
saat melahirkan, Ibu akan merasakan sakit diperineum yang mungkin berlanjut
sampai beberapa minggu atau beberapa bulan. jika pasien mengalami sembelit dan
merasa kurang nyaman, sebaiknya meminta pegobatan. Biasanya obat pencahar
ringan atau obat pencahar supositoria (seperti Bisacodyl) diberikan. Ambeien
sering terjadi selama kehamilan, kadang juga terjadi selama persalinan. Pada
beberapa wanita, menyebabkan rasa tidak nyaman. Pengobatannya menggunakan salep
penahan rasa sakit dan berusaha mendorongnya ke dalam lubang anus setelah
membuang kotoran.
g.
Sakit punggung
Sakit punggung tampaknya sangat lazim pada
wanita yang memakai obat bius epidural atau menjalani tahap kedua persalinan
yang panjang. Beberapa wanita juga melaporkan sakit di leher atau di bahu.
Sakit punggung ini terjadi selama beberapa minggu atau beberapa bulan setelah
melahirkan.
h.
Eliminasi
Dalam 24 jam pertama setelah melahirkan,
kadang-kadang Ibu merasa susah berkemih karena robekan selama melahirkan pada
jaringan vagina dan jaringan di sekeliling kandung kemih. Periksa dini di rumah
sakit akan membantu masalah ini. beberapa wanita mengalami kesulitan menahan
keluarnya urine sehingga selalu basah dalam beberapa minggu atau bulan setelah
melahirkan.
i.
Depresi pascapartum
Antara 8-12% wanita tidak dapat menyesuaikan
peran sebagai orang tua dan menjadi sangat tertekan dan mencari bantuan dokter.
Wanita yang lain berusaha melanjutkan hidupnya. Depresi yang terdeteksi secara
klinis biasanya muncul pada 6-12 minggu pertama setelah kelahira, tetapi
mungkin tidak akan diketahui sampai jauh setelah itu. Karena alasan ini, dokter
meminta Ibu untuk mengisi sebuah kuosionerpendek (Skala depresi Postpartum
Edinburg) dalam kunjungan dokter setelah melahirkan. selain itu, dokter akan
mengajukan pertanyaan untuk mengetahui apakah Ibu ada kecenderungan mengalami
depresi. ibu yang rentan adalah Ibu yang :
1)
Mempunyai riwayat keluarga atau riwayat pribadi
yang mengalami depresi;
2)
Tidak mempunyai pengalaman menjadi orang tua di
masa anak-anak atau remaja, misalnya tidak mempunyai saudara kandung untuk
dirawat;
3)
Mempunyai keluarga yang tidak stabil atau kasar
di masa anak-anak dan remaja;
4)
Tidak mempunyai dukungan positif dari suami
atau pasangan selama dan setelah kelahiran;
5)
Pernah didiagnosis menderita depresi selama
kehamilan;
6)
Terputus dari saudara dekat atau teman yang
dapat merawat bayi dari waktu ke waktu;dan
7)
Mungkin mempunyai pengalaman negatif dalam
berhubungan dengan tenaga kesehatan selama kehamilan (misalnya tidak komunikasi
dan informasi).
Beberapa tanda depresi adalah kesedihan, sulit
tidur, hilang selera makan, hilang konsentrasi, perasaan tidak dapat mengatasi
suatu masalah, sensitif, dan cemas. Dalam kasus yang lebih parah, konsultasi
psikiatris mungkin diperlukan. Penting mendapatkan bantuan secepatnya karena
seorang wanita yang mengalami depresi lebih dari 4 bulan lebih, mungkin akan
mengalami depresi dalam kehamilan berikutnya.
j.
Kontrasepsi
Pemberian ASI berarti memberi susu dari
payudara Ibu secara teratur. Dengan demikian ibu akan terlindung terhadapa
kehamilan dan tidek perlu menggunakan kontrsepsi. jika Ibu memilih menggunakan
mengganti ASI, resiko kehamilan terjadi 6 minggu setelah melahirkan. Karena
itu, sebaiknya bicarakan dengan dokter tentang kontrasepsi paga kunjungan
minggu ke-6.
6.
Pemulangan Rawat Inap Dini
Anjuran pemulangan pascapartum dini memiliki
keuntungan sebagai berikut :
a.
Memperkuat konsep kelahiran sebagai suatu
peristiwa fisiologis.
b.
Mempersingkat masa perpisahan antara Ibu dan
anak yang lain
c.
Mempelluas kemampuan kontrol dan partisipasi
pasangan setelah kelahiran itu sendiri
d.
Memberi rasa aman karena berada di lingkungan
rumah selama masa awal menjadi orang tua yang menghadapi stressor
e.
Mengurangi pajanan patogen yang tidak perlu di
lingkungan rumah sakit (harrison, 1990)
f.
Membuat tempat tidur di layanan maternitas
dipakai secara lebih efektif (pertukaran pasien yang cepat atau penyediaan
tempat tidur untuk individu yang mengalami komplikasi)
g.
Meningkatkan jumlah kelahiran tanpa penggunaan
obat
h.
Membuat ibu/ayah/pasangan/bayi dan anggota
keluarga lain memiliki lebih banyak waktu bersama
i.
Menciptakan gangguan yang lebih sedikit dalam
kehidupan sehari-hari keluarga.
Hari ketika sepasang suami istri membawa bayi
baru lahir pulang ke rumah untuk pertama kali, biasanya penuh suka cita dan
kenangan. Keadaan ini juga dapat merupakan suatu keadaan yang sangat tidak
nyaman walaupun beberapa orang tua baru mengantisipasi pemulangan dini dengan
antusias, ada juga yang merasa tidak siap menghadapi kenyataan yang sebenarnya.
Ibu yang memiliki anak yang lain merasa tidak tenang, ingin cepat pulang untuk
memenuhi kebutuhan anaknya. Tidak jarang Ibu baru terkejut terhadap nyeri yang
dialaminya.
Kriteria Pemulangan Dini
|
|
Ibu
|
1.
Kehamilan,
persalinan, dan masa pascapartum tanpa komplikasi.
2.
Tidak ada
bukti Ketuban pecah dini.
3.
Tekanan
darah stabil, suhu tubuh <380C
4.
Mampu
berjalan sendiri
5.
Mampu
berkemih tanpa kesulitan
6.
Perineum
utuh tanpa robekan perineum derajat 3 atau 4
7.
Hb >10
gram
|
Bayi
|
1.
Bayi aterm
(38-41 minggu) dengan berat 2500-4500 gram
2.
Temuan
normal pada pengkajian fisik yang dilakukan dokter
3.
Data
laboratorium normal, termasuk combs negatif dan hematokrit 40-60%
4.
Tanda
vital stabil
5.
Makan
dengan baik (mengisap dan menelan dengan normal)
6.
nilai
Apgar >7 pada menit pertama dan kelima
7.
Berkemih
dan defekasi normal
8.
Uji
skrining Tiroid dan PKU telah dilakukan, uji PKU ulang dijadwalkan pada
minggu kedua
|
Umum
|
1.
Kehamilan,
persalinan, masa pascapartum tanpa komplikasi, baik pada Ibu maupun bayi
2.
Ibu
mendemonstrasikan ketrampilan pemberian makanm merawat kulit, dan tali pusat,
mengukur temperatur dengan termometer, memeriksa keadaan bayi dan tanda
penyakit serta memberi perawatan kedaruratan.
3.
Menghadiri
kelas perawatan bayi dan Ibu dengan menekankan masalah perawatan di rumah
pada minggu pertama.
4.
Kehadiran
seseorang yang mendukung di rumah untuk membantu perawatan.
5.
Ada
strategi untuk tindak lanjut
|
Pada hari dan minggu pertama TM keempat, orang
tua akan mengalami transisi kehidupan yang utama, yaitu pulih dari peristiwa
sekitar kelahiran, menyesuaikan kebutuhan bayi baru lahir, menjadi orang tua,
menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang dipelajari untuk persiapan kembali
ke rumah, mengubah prioritas, dan mengatur kembali beberapa peran yang lama
sambil memulai peran yang baru. Jika ada anak- anak yang lain, timbul tantangan
tambahan yang membantu mereka untuk menyesuaikan diri berbagi rumah dan orang
tua dengan bayi baru lahir. Stres yang terkandung dalam suatu tradisi besar
seperti ini mengontribusi suatu kemungkinan krisis yang besar pada pengalaman
di awal masa pascapartum.
Semua pasangan terutama mereka yang sedang
mengantisipasi pulang dini, harus dibantu untuk mengantisipasi transisi dari
rumah sakit ke rumah sehingga keterkejutan menghadapi kenyataan tidak
mengurangi kesenangan atau menyebabkan stress yang tidak perlu. Pedoman
antisipasi harus dipusatkan pada upaya tiba dirumah segera, perjalanan itu
sendiri, menyediakan perawatan bayi yang esensial, menjamin ibu dapat tetap
nyaman dan cukup tidur, mengatur kedatangan tamu dan meminta bantuan.
Kadang-kadang, strategi perawatan yang paling sederhana member dukungan yang
sangat besar. Hal kecil sekalipun dapat menimbulkan stress akibat tuntutan bayi
baru lahir yang banyak atau akibat nyeri atau keletihan yang disebabkan kelahiran
dan kesibukan saat kembali ke rumah.
Merencanakan pulang segera setelah bayi mulai
disusui membuat pasangan memiliki waktu yang cukup untuk tiba dirumah dan
menerima tamu sebelum waktu menyusui berikutnya. Sampel susu formula tidak
perlu diberikan kepada ibu yang menyusui karena akana membingungkan dan
mengurangi keinginan untuk menyusui.
Seorang bayi baru lahir ditengah-tengah
keluarga seringkali menarik kedatangan tamu. Perawat dapat membantu orang tua
terlebih dahulu mencari jalan agar mereka dapat mengatasi keadaan ini. Mereka
mungkin perlu menemukan petunjuk untuk mengigatkan bahwa ibu yang baru
melahgirkan sudah lelah dan perl;u istirahat dan membiarkan suami untuk
mengajak tamu melihat – lihat bagian rumah yang lain.
Penyesuaian orang tua yang efektif meliputi hal
– hal berikut:
a.
Orang tua berinteraksi denganbayi baru lahir
dengan penuh kasih sayang.
b.
Perilaku orang tua mencerminkan apresiasi
sensoris dan kapasitas perilaku bayi ( misal menyusui, mengganti popok,
kebersihan, rangsangan sensoris).
c.
Orang tua berespon terhadap tanda – tanda dari
bayi.
d.
Orang tua menyatakan percaya diri semakin
terampil dalam merawat bayi (misal menyusui, mengganti popok, kebersihan,
rangsangan sensoris).
e.
Orang tua mengidentifikasi penyimpangan dari
keadaan normal pada bayi, yang harus segera mendapat perhatian dokter.
f.
Orang tidak hanya menemukan faktor – faktor
yang membuat stress dan menantang, tetapi juga yang positif atau
menggembirakan.
g.
Orang tua menjelaskan atau mendemonstrasikan
prosedur pada keadaan darurat dan menyebutkan tindakan untuk mengkaji keadaaan
kedaruratan.
h.
Orang tua berinteraksi dengan suportif.
i.
Orang tua bekerjasama secara efektif satu sama
lain dalam merawat bayi baru lahir dan anak – anak yang lain
Tanda – Tanda Fisik Pascapartum yang
Berbahaya
|
1.
Demam dengan atau tanpa menggigil
2.
Bau rabas vagina yang tidak enak atau
mengiritasi
3.
Lokia atau rabas vagina keluhan secara
berlebihan
4.
Lokia kembali berwarna terang setelah
sebelumnya berwarna merah karat
5.
Daerah tungkai bawah membengkak, nyeri,
kemerahan atau panas jika disentuh
6.
Pembengkakan yang terlokalisasi atau rasa
nyeri, panas di payudara
7.
Suatu sensasi terbakar selama berkemih atau
tidak dapat berkemih
8.
Nyeri di pelvis atau perineum
|
7.
Kunjungan Rumah
Banyak program pulang dini memakai kunjungan
rumah pasca partum sebagai suatu tindakan tambahan untuk pemeriksaan pasca
partum lanjutan. Kunjungan rumah dapat menjadi bagian dari layanan rumah sakit,
dokter pribadi, departemen kesehatan masyarakat atau badan swasta yang khusus
member pelayanan dirumah untuk pasien maternitas. Kunjungan dapat dilakukan
sejak 24 jam setelah pulang. Jarang sekali suatu kunjungan rumah ditunda sampai
hari ke 3 setelah pulang ke rumah. Keputusan untuk memperpanjang kontrak
kunjungan rumah setelah satu minggu akan dibuat sesuai dengan kebutuhan
masing-masing keluarga.
Selama kunjungan rumah, perawat
melakukann pengkajian yang sistematis terhadap ibu dan bayi yang baru lahir
untuk menentukan penyesuaian fisiologis dan untuk mengidentifikasi setiap
komplikasi yang potensial. Pengkajian juga difokuskan pada penyesuaian
emosional ibu, termasuk factor – factor keseimbangan ( persepsi, koping dan
dukungan) dan mencegah krisis. Perawat juga mengkaji pengetahuan ibu
tantang perawatan diri sendiri dan perawatan bayi. Observasi orang tua baru,
bayi baru lahir dan anggota keluarga lain dan situasi yang alami ini memungkinkan
perawat memperoleh data tentang lingkungan kehidupan mereka yang tidak didapat
dengan cara lain.
Kunjungan rumah memiliki keuntungan
yang sangat jelas karena membuat perawat dapat melihat dan berinteraksi dengan
anggota keluarga di dalam lingkungan yang alami dan aman. Perawat mampu
mengkaji kecukupan sumber yang ada di rumah, demikian pula keamanan di rumah,
dan lingkungan sekitarnya. Misalnya, perawat dan Ibu bersama-sama membahas
hal-hal yang harus dipelajari sampai kunjungan berikutnya, mempelajari
perawatan bayi lebih mudah karena benda-benda yang dipakai demonstrasi adalah
benda-benda yang dipakai untuk demonstrasi adalah benda-benda yang sebenarnya
yang digunakan sehari-hari di rumah. Oleh karena itu, kunjungan rumah lebih
mudah dilakukan untuk mengidentifikasi penyesuaian psikologis dan fisik yang
rumit.
Ada beberapa keterbatasan
kunjungan rumah sebagai suatu strategi tindak lanjut pascapartum.
a.
Biaya untuk mengunjungi keluarga
yang jaraknya jauh.
b.
Terbatasnya jumlah perawat yang
berpengalaman dalam memberi pelayanan maternitas dan perawatan bayi baru lahir.
c.
Kekhawatiran tentang keamanan untuk
mendatangi keluarga di daerah tertentu
E. Rangkuman
Home care pada maternitas adalah fasilitas utama kesehatan yang bukan merupakan
bagian dari sebuah rumah sakit, yang yang menyediakan layanan antenatal
komprehensif, intrapartum, dan layanan pascakelahiran untuk wanita dengan
kehamilan tanpa komplikasi. Fasilitas ini harus ditempatkan berdekatan dan
berhubungan dengan rumah sakit yang dapat mengelola kedaan darurat obstetrik
dan neonatal. Dalam hal ini perawat hanya berwenang memberikan perawatan homecare setelah
pasien tersebut memasuki masa post partum atau setelah melahirkan. Selama kunjungan rumah, perawat
melakukann pengkajian yang sistematis terhadap ibu dan bayi yang baru lahir
untuk menentukan penyesuaian fisiologis dan untuk mengidentifikasi setiap
komplikasi yang potensial. Pengkajian juga difokuskan pada penyesuaian
emosional ibu, termasuk factor – factor keseimbangan ( persepsi, koping dan dukungan)
dan mencegah krisis. Perawat juga mengkaji pengetahuan ibu
tantang perawatan diri sendiri dan perawatan bayi. Observasi orang tua baru,
bayi baru lahir dan anggota keluarga lain dan situasi yang alami ini
memungkinkan perawat memperoleh data tentang lingkungan kehidupan mereka yang
tidak didapat dengan cara lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar