PERAWATAN KLIEN KANKER DAN TERMINAL
DI RUMAH
A.
Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada kegiatan belajar-9
ini, Anda diharapkan akan mampu memahami perawatan klien
kanker dan terminal di rumah.
B.
Tujuan Pembelajaran
Khusus
Setelah selesai mempelajari materi
pembelajaran ini, Anda diharapkan akan
dapat :
1.
Menjelaskan
pengertian kondisi terminal
2.
Menjelaskan
tujuan merawat klien terminal
3.
Menjelaskan
masalah yang muncul pada klien dengan kondisi terminal
4.
Menjelaskan
pelaksanaan bimbingan dan konseling pada pasien terminal
C.
Pokok – Pokok Materi
Adapun pokok-pokok materi yang akan Anda pelajari pada kegiatan
belajar-9 ini adalah:
1.
Pengertian
kondisi terminal
2.
Tujuan
merawat klien terminal
3.
Masalah
yang muncul pada klien dengan kondisi terminal
4.
Pelaksanaan
bimbingan dan konseling pada pasien terminal
D.
Uraian Materi
Pembelajaran
1.
Pengertian
kondisi terminal
Kondisi Terminal adalah suatu keadaan dimana
seseorang mengalami penyakit/ sakit yang tidak mempunyai harapan untuk sembuh
sehingga sangat dekat dengan proses kematian.
2.
Tujuan
merawat klien terminal
Tujuan merawat klien terminal adalah sebagai
berikut:
a.
Menghargai
kehidupan dan menganggap 'proses menjelang kematian' sebagai proses normal
b.
Tidak
bertujuan mempercepat atau menunda kematian
c.
Mencapai
kembali dan mempertahankan kenyamanan fisik
pasien
d.
Mempertahankan
kemandirian dalam aktivitas sehari-
hari
e.
Mempertahankan
harapan dan Mencapai kenyamanan spiritual
f.
Menghindarkan
/ mengurangi rasa kesepian, takut, depresi dan isolasi
g.
Mempertahankan
rasa aman, harkat , dan rasa berguna
h.
Memberikan
dukungan kepada keluarga dan yang merawat menghadapi masalah yang ada selama
pasien sakit dan setelah pasien meninggal
i.
Membantu
keluarga menerima kehilangan
3.
Masalah
yang muncul pada klien dengan kondisi terminal
Klien dalam kondisi Terminal akan mengalami
berbagai masalah baik fisik, psikologis, maupun social-spiritual.
a.
Masalah
Fisik
1)
Masalah
Oksigenasi
Untuk
klien dengan kesadaran penuh, posisi fowler akan lebih baik dan pengeluaran
sekresi lendir perlu dilakukan untuk membebaskan jalan nafas, sedangkan bagi
klien yang tidak sadar, posisi yang baik adalah posisi sim dengan dipasang
drainase dari mulut dan pemberian oksigen.
2)
Masalah
Eliminasi
a)
Karena
adanya penurunan atau kehilangan tonus otot dapat terjadi konstipasi,
inkontinen urin dan feses. Obat laxant perlu diberikan untuk mencegah
konstipasi. Klien dengan inkontinensia dapat diberikan urinal, pispot secara
teratur atau dipasang duk yang diganjti setiap saat atau dilakukan kateterisasi.
b)
Harus
dijaga kebersihan pada daerah sekitar perineum, apabila terjadi lecet, harus
diberikan salep.
3)
Masalah
suhu
a)
Ekstremitas
dingin, kedinginan sehingga harus memakai selimut.
4)
Masalah
Nutrisi dan cairan
a)
Klien seringkali anorexia, nausea karena adanya
penurunan peristaltik. Dapat diberikan anti emetik untuk mengurangi nausea dan
merangsang nafsu makan serta pemberian makanan tinggi kalori dan protein serta
vitamin.
b)
Karena
terjadi tonus otot yang berkurang, terjadi dysphagia, perawat perlu menguji
reflek menelan klien sebelum diberikan makanan, kalau perlu diberikan makanan
cair terlebih dahulu.
5)
Masalah
Kebersihan Diri
a)
Kebersihan
dilibatkan untuk mampu melakukan kerbersihan diri sebatas kemampuannya dalam
hal kebersihan kulit, rambut, mulut, badan, dsbg.
6)
Masalah
sensori
a)
Klien
dengan dying, penglihatan menjadi kabur, klien biasanya menolak/ menghadapkan
kepala kearah lampu/ tempat terang. Klien masih dapat mendengar, tetapi tidak
dapat/mampu merespon,
b)
Perawat
dan keluarga harus bicara dengan jelas dan tidak berbisik-bisik.
7)
Masalah
nyeri
a)
Beberapa
obat untuk mengurangi rasa sakit digunakan pada klien dengan sakit terminal,
seperti morphin, heroin, dsbg. Pemberian obat ini diberikan sesuai dengan
tingkat toleransi nyeri yang dirasakan klien.
8)
Masalah
mobilitas
a)
Apabila
kondisinya memungkinkan, klien dapat dibantu untuk bergerak, seperti: turun
dari tempat tidur, ganti posisi tidur untuk mencegah decubitus dan dilakukan
secara periodik, jika diperlukan dapat digunakan alat untuk menyokong tubuh
klien, karena tonus otot sudah menurun.
b.
Masalah
Psikologis
Masalah
psikologis pada pasien terminal antara lain:
1)
Ketergantungan,
2)
Hilang
control diri,
3)
Tidak
mampu lagi produktif dalam hidup,
4)
Kehilangan harga diri dan harapan,
5)
Kesenjangan komunikasi
Seseorang
yang menjelang ajal menunjukan lima tahapan psikologis , yaitu :
1)
Denial
(menolak)
-
Pada
tahap ini individu menyangkal dan bertindak seperti tidak terjadi sesuatu, dia
mengingkari bahwa dirinya dalam kondisi terminal. Pernyataan seperti ‘ tidak
mungkin, hal ini tidak akan terjadi pada saya, saya tidak akan mati karena
kondisi ini’ umum dilontarkan klien.
-
Perawat
perlu waspada terhadap isyarat pasien dengan denial dengan cara mananyakan
tentang kondisinya pasien dapat mengekspresikan perasaan-perasaannya.
2)
Anger
(Marah)
-
Individu
melawan kondisi terminalnya, dia dapat bertindak pada seseorang atau lingkungan
di sekitarnya. Tindakan seperti tidak mau minum obat, menolak tindakan medis,
tidak ingin makan, adalah respon yang mungkin ditunjukan klien dalam kondisi
terminal.
-
Perawat
perlu membantunya agar mengerti bahwa masih merupakan hal yang normal dalam
merespon perasaan kehilangan menjelang kamatian. Akan lebih baik bila kemarahan
ditujukan kepada perawat sebagai orang yang dapat dipercaya, memberikan rasa
aman dan akan menerima kemarahan tersebut, serta meneruskan asuhan sehingga
membantu pasien dalam menumbuhkan rasa aman.
3)
Bargaining (Tawar
Menawar)
-
Individu
berupaya membuat perjanjian dengan cara yang halus atau jelas untuk mencegah
kematian. Seperti “ Tuhan beri saya kesembuhan, jangan cabut nyawaku, saya akan
berbuat baik dan mengikuti program pengobatan”.
-
Perawat
perlu mendengarkan segala keluhannya dan mendorong pasien untuk dapat berbicara
karena akan mengurangi rasa bersalah dan takut yang tidak masuk akal.
4)
Depresion
(Depresi)
-
Ketika
ajal semakin dekat atau kondisi semakin memburuk klien merasa terlalu sangat
kesepian dan menarik diri. Komunikasi terjadi kesenjangan, klien banyak berdiam
diri dan menyendiri.
-
Perawat
selalu hadir di dekatnya dan mendengarkan apa yang dikeluhkan oleh pasien. Akan
lebih baik jika berkomunikasi secara non verbal yaitu duduk dengan tenang
disampingnya dan mengamati reaksi-reaksi non verbal dari pasien sehingga
menumbuhkan rasa aman bagi pasien.
5)
Aceptance
(Penerimaan)
-
Reaksi
fisiologis semakin memburuk, klien mulai menyerah dan pasrah pada keadaan atau
putus asa.
-
Fase
ini ditandai pasien dengan perasaan tenang, damai. Kepada keluarga dan
teman-temannya dibutuhkan pengertian bahwa pasien telah menerima keadaanya dan
perlu dilibatkan seoptimal mungkin dalam program pengobatan dan mampu untuk
menolong dirinya sendiri sebatas kemampuannya.
c.
Masalah
Sosial
Klien mulai merasa hidup sendiri, terisolasi
akibat kondisi terminal, tidak ingin berkomunikasi dan memaknai kematian
sebagai kondisi peredaan terhadap penderitaan.
Perawat harus bisa mengenali tanda klien
mengisolasi diri. Perawat dapat melakukan:
1)
Menanyakan
siapa- siapa saja yang ingin didatangkan
untuk bertemu dengan klien dan didiskusikan dengan keluarganya,
misalnya: teman-teman dekat, atau anggota keluarga lain.
2)
Menggali
perasaan- perasaan klien sehubungan dengan sakitnya.
3)
Menjaga
penampilan klien pada saat-saat menerima kunjungan kunjungan teman-teman
terdekatnya, yaitu dengan memberikan klien untuk membersihkan diri dan merapikan diri.
4)
Meminta
saudara/ teman- temannya untuk sering mengunjungi
dan mengajak orang lain dan membawa buku- buku bacaan bagi klien apabila klien
mampu membacanya.
d.
Masalah
Spiritual
Perawat harus mengkaji:
1)
Bagaimana
keyakinan klien akan proses kematian,
2)
Menanyakan
kepada klien tentang harapan-harapan hidupnya dan rencana-rencana klien
selanjutnya menjelang kematian.
3)
Apakah
semakin mendekatkan diri pada Tuhan ataukah semakin berontak akan keadaannya.
4)
Membantu
dan mendorong klien untuk melaksanakan kebutuhan spiritual sebatas
kemampuannya.
Perawat juga harus mengetahui disaat- saat
seperti ini apakah pasien mengharapkan kehadiran tokoh agama untuk menemani
disaat-saat terakhirnya.
4.
Pelaksanaan
bimbingan dan konseling pada pasien terminal
Klien harus dirawat dengan respek dan
perhatian penuh. Dalam melakukan perawatan keluarga dan orang terdekat
klien harus dilibatkan, bimbingan dan konsultasi tentang perawatan diperlukan.
Pokok-pokok dalam memberikan bimbingan
dan konseling dalam perawatan pasien terminal terdiri dari:
a.
Peningkatan
Kenyamanan
1)
Kenyamanan bagi klien menjelang ajal termasuk
pengenalan dan peredaan distress psikobiologis.
2)
Perawat
harus memberikan bimbingan kepada keluarga tentang tindakan penenangan bagi
klien sakit terminal.
3)
Kontrol
nyeri terutama penting karena mengganggu tidur, nafsu makan, mobilitas, dan
fungsi psikologis.
4)
Ketakutan
terhadap nyeri umum terjadi pada klien kanker.
5)
Pemberian
kenyamanan bagi klien terminal juga mencakup pengendalian gejala penyakit dan
pemberian terapi.
6)
Klien
mungkin akan bergantung pada perawat dan keluarganya untuk pemenuhan
kebutuhan dasarnya, sehingga perawat bisa memberikan bimbingan dan konseling
bagi keluarga tentang bagaimana cara memberikan kenyamanan pada klien.
b.
Pemeliharan
Kemandirian
1)
Tempat
perawatan yang tepat untuk pasien terminal adalah perawatan intensif. Pilihan
lain adalah perawatan hospice yang memungkinkan perawatan komprehensif
di rumah. Perawat harus memberikan informasi tentang pilihan ini kepada
keluarga dan klien.
2)
Sebagian
besar klien terminal ingin mandiri dalam melakukan aktivitasnya.
3)
Mengizinkan
pasien untuk melakukan tugas sederhana seperti mandi, makan, membaca, akan
meningkatkan martabat klien.
4)
Perawat
tidak boleh memaksakan partisipasi klien terutama jika ketidakmampuan secara
fisik membuat partisipasi tersebut menjadi sulit.
5)
Perawat
bisa memberikan dorongan kepada keluarga untuk membiarkan klien membuat
keputusan.
c.
Pencegahan
Kesepian dan isolasi
1)
Perawat
membutuhkan kesabaran dan pengalaman untuk merespon secara efektif terhadap
klien menjelang ajal.
2)
Untuk
mencegah kesepian dan penyimpangan sensori, perawat mengintervensi untuk
meningkatkan kualitas lingkungan. Lingkungan harus diberi pencahayaan yang
baik, keterlibatan anggota keluarga, teman dekat dapat mencegah kesepian.
3)
Keluarga
atau penjenguk harus diperbolehkan bersama klien menjelang ajal sepanjang
waktu.
4)
Perawat
memberikan bimbingan kepada keluarga untuk tetap/ selalu bersama klien
menjelang ajal, terutama saat-saat terkhir hidupnya.
d.
Peningkatan
Ketenangan Spiritual
1)
Ketika
kematian mendekat, Klien sering mencari ketenangan.
2)
Perawat
dan keluarga dapat membantu klien mengekspresikan nilai dan keyakinannya.
3)
Klien
menjelang ajal mungkin mencari untuk menemukan tujuan dan makna hidup sebelum
menyerahkan diri kepada kematian.
4)
Klien
mungkin minta pengampunan baik dari yang maha kuasa atau dari anggota keluarga.
Selain kebutuhan spiritual ada juga harapan dan cinta, cinta dapat
diekspresikan dengan baik melalui perawatan yang tulus dan penuh simpati dari
perawat dan keluarga.
Perawat dan keluarga memberikan
ketenangan spiritual dengan menggunakan ketrampilan komunikasi, empati, berdoa
dengan klien, membaca kitab suci, atau mendengarkan musik.
e.
Dukungan
untuk keluarga yang berduka
Anggota keluarga harus didukung melewati
waktu menjelang ajal dan kematian dari orang yang mereka cintai.
E.
Rangkuman
Kondisi Terminal adalah suatu keadaan dimana
seseorang mengalami penyakit/ sakit yang tidak mempunyai harapan untuk sembuh sehingga
sangat dekat dengan proses kematian. Klien dalam kondisi Terminal akan
mengalami berbagai masalah baik fisik, psikologis, maupun social-spiritual.
Klien harus dirawat dengan respek dan perhatian penuh. Dalam melakukan
perawatan keluarga dan orang terdekat klien harus dilibatkan, bimbingan dan
konsultasi tentang perawatan diperlukan.
F.
Tes Formatif
a.
Langkah
– langkah
Berikut ini diberikan soal formatif, Anda diminta mengerjakan di
lembar kertas tersendiri (tidak didalam modul). Apabila semua soal tugas sudah
selesai Anda kerjakan, Anda dipersilahkan untuk melihat kunci jawaban dan
membandingkan jawaban Anda dengan jawaban yang ada dikunci jawaban.
Periksalah hasil pekerjaan Anda.kemudian hitunglah jawaban Anda
yang benar, gunakan rumus yang ada pada bagian pendahuluan. Apabila Anda
berhasil menyelesaikan (menjawab) soal formatif dengan 80% benar, maka Anda
diperkenankan untuk melanjutkan mempelajari pembelajaran yang diuraikan pada
kegiatan belajar berikutnya.
b.
Soal
Formatif
Ny. K menderita kanker payudara stadium akhir
dan sudah bermetastase ke area paru-paru. Keluarganya merasa kondisi yang
dialami Ny. K itu tidak semestinya terjadi. Keluarga sudah berusaha semaksimal
mungkin untuk mencari pengobatan medis dan non medis bahkan pengeluaran
keuangan sudah banyak sekali. Ny. K merasa marah dengan kondisi yang dialami
yang merepotkan keluarganya terus menerus, dan Ny. K berharap jika diberi
kesembuhan akan selalu menjaga kesehatan diri dan keluarganya. Akan tetapi
kondisi Ny. K tetap saja bahkan semakin parah dan seperti seolah-olah hanya
menunggu ajal. Sehingga dia tidak mau ditemui siapa-siapa kecuali anaknya.
Sekarang Ny. K dan keluarga hanya bisa pasrah kepada Tuhan terhadap apa yang
sudah dialaminya. Ners Rani ditugaskan untuk melakukan homecare kepada Ny. K
dan keluarga.
1.
Dalam kasus di atas yang merupakan tahapan psikologis bargaining adalah
a.
Keluarga sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mencari pengobatan
b.
Keluarganya merasa kondisi yang dialami Ny. K itu tidak semestinya
terjadi
c.
Ny. K merasa marah dengan kondisi yang dialami yang merepotkan
keluarganya terus
d.
Ny. K dan keluarga hanya bisa pasrah kepada Tuhan terhadap apa yang
sudah dialaminya
e.
Ny. K berharap jika diberi kesembuhan akan selalu menjaga kesehatan
diri dan keluarganya
2.
Dalam kasus tersebut yang merupakan tahapan psikologis acceptance adalah
a.
Keluarga sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mencari pengobatan
b.
Keluarganya merasa kondisi yang dialami Ny. K itu tidak semestinya
terjadi
c.
Ny. K merasa marah dengan kondisi yang dialami yang merepotkan
keluarganya terus
d.
Ny. K dan keluarga hanya bisa pasrah kepada Tuhan terhadap apa yang
sudah dialaminya
e.
Ny. K berharap jika diberi kesembuhan akan selalu menjaga kesehatan
diri dan keluarganya
3.
Masalah Psikologis yang terjadi pada Ny. K adalah
a.
Ketergantungan,
b.
Kehilangan harga diri dan harapan,
c.
Tidak mampu lagi produktif dalam hidup,
d.
A, B dan C benar
e.
A, B dan C salah
4.
Dari kasus di atas penatalaksanaan yang benar dilakukan Ners Rani
dalam memberikan bimbingan dan konseling perawatan pasien terminal adalah, kecuali:
a.
Peningkatan Kenyamanan
b.
Pemeliharan Kemandirian
c.
Dukungan Kesepian dan isolasi
d.
Peningkatan Ketenangan Spiritual
e.
Dukungan untuk keluarga yang berduka
5.
Tujuan Ners Rani dalam merawat
pasien terminal diatas adalah, kecuali:
a.
Mempercepat proses kematian
b.
Mempertahankan rasa aman, harkat , dan rasa berguna
c.
Mencapai kembali dan mempertahankan kenyamanan fisik pasien
d.
Menghindarkan / mengurangi rasa kesepian, takut, depresi dan
isolasi
e.
Memberikan dukungan kepada keluarga dan yang merawat menghadapi
masalah yang ada selama pasien sakit dan setelah pasien meninggal
G.
Tugas Mandiri
a.
Jelaskan
apa yang harus dilakukan perawat homecare untuk merawat pasien terminal!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar