Kamis, 07 Januari 2016

PERAWATAN KLIEN KANKER DAN TERMINAL DI RUMAH



PERAWATAN KLIEN KANKER DAN TERMINAL DI RUMAH

A.      Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada kegiatan belajar-9 ini, Anda  diharapkan akan mampu memahami perawatan klien kanker dan terminal di rumah.

B.       Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran ini, Anda  diharapkan akan dapat :
1.         Menjelaskan pengertian kondisi terminal
2.         Menjelaskan tujuan merawat klien terminal
3.         Menjelaskan masalah yang muncul pada klien dengan kondisi terminal
4.         Menjelaskan pelaksanaan bimbingan dan konseling pada pasien terminal

C.      Pokok – Pokok Materi
Adapun pokok-pokok materi yang akan Anda pelajari pada kegiatan belajar-9 ini adalah:
1.         Pengertian kondisi terminal
2.         Tujuan merawat klien terminal
3.         Masalah yang muncul pada klien dengan kondisi terminal
4.         Pelaksanaan bimbingan dan konseling pada pasien terminal

D.      Uraian Materi Pembelajaran
1.         Pengertian kondisi terminal
Kondisi Terminal adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami penyakit/ sakit yang tidak mempunyai harapan untuk sembuh sehingga sangat dekat dengan proses kematian.
2.         Tujuan merawat klien terminal
Tujuan merawat klien terminal adalah sebagai berikut:
a.         Menghargai kehidupan dan menganggap 'proses menjelang kematian' sebagai proses normal
b.        Tidak bertujuan mempercepat atau menunda    kematian
c.         Mencapai kembali dan mempertahankan kenyamanan fisik pasien
d.        Mempertahankan kemandirian dalam    aktivitas sehari- hari
e.         Mempertahankan harapan dan Mencapai kenyamanan spiritual
f.         Menghindarkan / mengurangi rasa kesepian, takut, depresi dan isolasi
g.        Mempertahankan rasa aman, harkat , dan rasa berguna
h.        Memberikan dukungan kepada keluarga dan yang merawat menghadapi masalah yang ada selama pasien sakit dan setelah pasien meninggal
i.          Membantu keluarga menerima kehilangan
3.         Masalah yang muncul pada klien dengan kondisi terminal
Klien dalam kondisi Terminal akan mengalami berbagai masalah baik fisik, psikologis, maupun social-spiritual.
a.         Masalah Fisik
1)        Masalah Oksigenasi
Untuk klien dengan kesadaran penuh, posisi fowler akan lebih baik dan pengeluaran sekresi lendir perlu dilakukan untuk membebaskan jalan nafas, sedangkan bagi klien yang tidak sadar, posisi yang baik adalah posisi sim dengan dipasang drainase dari mulut dan pemberian oksigen.
2)        Masalah Eliminasi
a)         Karena adanya penurunan atau kehilangan tonus otot dapat terjadi konstipasi, inkontinen urin dan feses. Obat laxant perlu diberikan untuk mencegah konstipasi. Klien dengan inkontinensia dapat diberikan urinal, pispot secara teratur atau dipasang duk yang diganjti setiap saat atau dilakukan kateterisasi.
b)        Harus dijaga kebersihan pada daerah sekitar perineum, apabila terjadi lecet, harus diberikan salep.
3)        Masalah suhu
a)         Ekstremitas dingin, kedinginan sehingga harus memakai selimut.
4)        Masalah Nutrisi dan cairan
a)         Klien seringkali anorexia, nausea karena adanya penurunan peristaltik. Dapat diberikan anti emetik untuk mengurangi nausea dan merangsang nafsu makan serta pemberian makanan tinggi kalori dan protein serta vitamin.
b)        Karena terjadi tonus otot yang berkurang, terjadi dysphagia, perawat perlu menguji reflek menelan klien sebelum diberikan makanan, kalau perlu diberikan makanan cair terlebih dahulu.
5)        Masalah Kebersihan Diri
a)         Kebersihan dilibatkan untuk mampu melakukan kerbersihan diri sebatas kemampuannya dalam hal kebersihan kulit, rambut, mulut, badan, dsbg.
6)        Masalah sensori
a)         Klien dengan dying, penglihatan menjadi kabur, klien biasanya menolak/ menghadapkan kepala kearah lampu/ tempat terang. Klien masih dapat mendengar, tetapi tidak dapat/mampu merespon,
b)        Perawat dan keluarga harus bicara dengan jelas dan tidak berbisik-bisik.
7)        Masalah nyeri
a)         Beberapa obat untuk mengurangi rasa sakit digunakan pada klien dengan sakit terminal, seperti morphin, heroin, dsbg. Pemberian obat ini diberikan sesuai dengan tingkat toleransi nyeri yang dirasakan klien.
8)        Masalah mobilitas
a)         Apabila kondisinya memungkinkan, klien dapat dibantu untuk bergerak, seperti: turun dari tempat tidur, ganti posisi tidur untuk mencegah decubitus dan dilakukan secara periodik, jika diperlukan dapat digunakan alat untuk menyokong tubuh klien, karena tonus otot sudah menurun.
b.        Masalah Psikologis
Masalah psikologis pada pasien terminal antara lain:
1)        Ketergantungan,
2)        Hilang control diri,
3)        Tidak mampu lagi produktif dalam hidup,
4)         Kehilangan harga diri dan harapan,
5)         Kesenjangan komunikasi
Seseorang yang menjelang ajal menunjukan lima tahapan psikologis , yaitu :
1)        Denial (menolak)
-             Pada tahap ini individu menyangkal dan bertindak seperti tidak terjadi sesuatu, dia mengingkari bahwa dirinya dalam kondisi terminal. Pernyataan seperti ‘ tidak mungkin, hal ini tidak akan terjadi pada saya, saya tidak akan mati karena kondisi ini’ umum dilontarkan klien.
-             Perawat perlu waspada terhadap isyarat pasien dengan denial dengan cara mananyakan tentang kondisinya pasien dapat mengekspresikan perasaan-perasaannya.
2)        Anger (Marah)
-             Individu melawan kondisi terminalnya, dia dapat bertindak pada seseorang atau lingkungan di sekitarnya. Tindakan seperti tidak mau minum obat, menolak tindakan medis, tidak ingin makan, adalah respon yang mungkin ditunjukan klien dalam kondisi terminal.
-             Perawat perlu membantunya agar mengerti bahwa masih merupakan hal yang normal dalam merespon perasaan kehilangan menjelang kamatian. Akan lebih baik bila kemarahan ditujukan kepada perawat sebagai orang yang dapat dipercaya, memberikan rasa aman dan akan menerima kemarahan tersebut, serta meneruskan asuhan sehingga membantu pasien dalam menumbuhkan rasa aman.
3)        Bargaining (Tawar Menawar)
-             Individu berupaya membuat perjanjian dengan cara yang halus atau jelas untuk mencegah kematian. Seperti “ Tuhan beri saya kesembuhan, jangan cabut nyawaku, saya akan berbuat baik dan mengikuti program pengobatan”.
-             Perawat perlu mendengarkan segala keluhannya dan mendorong pasien untuk dapat berbicara karena akan mengurangi rasa bersalah dan takut yang tidak masuk akal.
4)        Depresion (Depresi)
-             Ketika ajal semakin dekat atau kondisi semakin memburuk klien merasa terlalu sangat kesepian dan menarik diri. Komunikasi terjadi kesenjangan, klien banyak berdiam diri dan menyendiri.
-             Perawat selalu hadir di dekatnya dan mendengarkan apa yang dikeluhkan oleh pasien. Akan lebih baik jika berkomunikasi secara non verbal yaitu duduk dengan tenang disampingnya dan mengamati reaksi-reaksi non verbal dari pasien sehingga menumbuhkan rasa aman bagi pasien.
5)        Aceptance (Penerimaan)
-             Reaksi fisiologis semakin memburuk, klien mulai menyerah dan pasrah pada keadaan atau putus asa.
-             Fase ini ditandai pasien dengan perasaan tenang, damai. Kepada keluarga dan teman-temannya dibutuhkan pengertian bahwa pasien telah menerima keadaanya dan perlu dilibatkan seoptimal mungkin dalam program pengobatan dan mampu untuk menolong dirinya sendiri sebatas kemampuannya.


c.         Masalah Sosial
Klien mulai merasa hidup sendiri, terisolasi akibat kondisi terminal, tidak ingin berkomunikasi dan memaknai kematian sebagai kondisi peredaan terhadap penderitaan.
Perawat harus bisa mengenali tanda klien mengisolasi diri. Perawat dapat melakukan:
1)        Menanyakan siapa- siapa saja yang ingin   didatangkan    untuk bertemu dengan klien dan         didiskusikan dengan keluarganya, misalnya: teman-teman dekat, atau anggota keluarga lain.
2)        Menggali perasaan- perasaan klien sehubungan dengan sakitnya.
3)        Menjaga penampilan klien pada saat-saat menerima kunjungan kunjungan teman-teman terdekatnya, yaitu dengan memberikan klien untuk           membersihkan diri dan merapikan diri.
4)        Meminta saudara/ teman- temannya untuk sering mengunjungi dan mengajak orang lain dan membawa buku- buku bacaan bagi klien apabila klien mampu membacanya.
d.        Masalah Spiritual
Perawat harus mengkaji:
1)        Bagaimana keyakinan klien akan proses kematian,
2)        Menanyakan kepada klien tentang harapan-harapan hidupnya dan rencana-rencana klien selanjutnya menjelang kematian.
3)        Apakah semakin mendekatkan diri pada Tuhan ataukah semakin berontak akan keadaannya.
4)        Membantu dan mendorong klien untuk melaksanakan kebutuhan spiritual sebatas kemampuannya.
Perawat juga harus mengetahui disaat- saat seperti ini apakah pasien mengharapkan kehadiran tokoh agama untuk menemani disaat-saat terakhirnya.
4.         Pelaksanaan bimbingan dan konseling pada pasien terminal
Klien harus dirawat dengan respek dan perhatian penuh.  Dalam melakukan perawatan keluarga dan orang terdekat klien harus dilibatkan, bimbingan dan konsultasi tentang perawatan diperlukan.
Pokok-pokok  dalam memberikan bimbingan dan konseling dalam perawatan pasien terminal terdiri dari:
a.         Peningkatan Kenyamanan
1)         Kenyamanan bagi klien menjelang ajal termasuk pengenalan dan peredaan distress psikobiologis.
2)        Perawat harus memberikan bimbingan kepada keluarga tentang tindakan penenangan bagi klien sakit terminal.
3)        Kontrol nyeri terutama penting karena mengganggu tidur, nafsu makan, mobilitas, dan fungsi psikologis.
4)        Ketakutan terhadap nyeri umum terjadi pada klien kanker.
5)        Pemberian kenyamanan bagi klien terminal juga mencakup pengendalian gejala penyakit dan pemberian terapi.
6)        Klien mungkin akan bergantung pada  perawat dan keluarganya untuk pemenuhan kebutuhan dasarnya, sehingga perawat bisa memberikan bimbingan dan konseling bagi keluarga tentang bagaimana cara memberikan kenyamanan pada klien.
b.        Pemeliharan Kemandirian
1)        Tempat perawatan yang tepat untuk pasien terminal adalah perawatan intensif. Pilihan lain adalah perawatan hospice yang memungkinkan perawatan komprehensif di rumah. Perawat harus memberikan informasi tentang pilihan ini kepada keluarga dan klien.
2)        Sebagian besar klien terminal ingin mandiri dalam melakukan aktivitasnya.
3)        Mengizinkan pasien untuk melakukan tugas sederhana seperti mandi, makan, membaca, akan meningkatkan martabat klien.
4)        Perawat tidak boleh memaksakan partisipasi klien terutama jika ketidakmampuan secara fisik membuat partisipasi tersebut menjadi sulit.
5)        Perawat bisa memberikan dorongan kepada keluarga untuk membiarkan klien membuat keputusan.
c.         Pencegahan Kesepian dan isolasi
1)        Perawat membutuhkan kesabaran dan pengalaman untuk merespon secara efektif terhadap klien menjelang ajal.
2)        Untuk mencegah kesepian dan penyimpangan sensori, perawat mengintervensi untuk meningkatkan kualitas lingkungan. Lingkungan harus diberi pencahayaan yang baik, keterlibatan anggota keluarga, teman dekat dapat mencegah kesepian.
3)        Keluarga atau penjenguk harus diperbolehkan bersama klien menjelang ajal sepanjang waktu.
4)        Perawat memberikan bimbingan kepada keluarga untuk tetap/ selalu bersama klien menjelang ajal, terutama saat-saat terkhir hidupnya.
d.        Peningkatan Ketenangan Spiritual
1)        Ketika kematian mendekat, Klien sering mencari ketenangan.
2)        Perawat dan keluarga dapat membantu klien mengekspresikan nilai dan keyakinannya.
3)        Klien menjelang ajal mungkin mencari untuk menemukan tujuan dan makna hidup sebelum menyerahkan diri kepada kematian.
4)        Klien mungkin minta pengampunan baik dari yang maha kuasa atau dari anggota keluarga. Selain kebutuhan spiritual ada juga harapan dan cinta, cinta dapat diekspresikan dengan baik melalui perawatan yang tulus dan penuh simpati dari perawat dan keluarga.
Perawat   dan keluarga memberikan ketenangan spiritual dengan menggunakan ketrampilan komunikasi, empati, berdoa dengan klien, membaca kitab suci, atau mendengarkan musik.
e.         Dukungan untuk keluarga yang berduka
Anggota keluarga harus didukung melewati waktu menjelang ajal dan kematian dari orang yang mereka cintai.

E.       Rangkuman
Kondisi Terminal adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami penyakit/ sakit yang tidak mempunyai harapan untuk sembuh sehingga sangat dekat dengan proses kematian. Klien dalam kondisi Terminal akan mengalami berbagai masalah baik fisik, psikologis, maupun social-spiritual. Klien harus dirawat dengan respek dan perhatian penuh.  Dalam melakukan perawatan keluarga dan orang terdekat klien harus dilibatkan, bimbingan dan konsultasi tentang perawatan diperlukan.

F.       Tes Formatif
a.         Langkah – langkah
Berikut ini diberikan soal formatif, Anda diminta mengerjakan di lembar kertas tersendiri (tidak didalam modul). Apabila semua soal tugas sudah selesai Anda kerjakan, Anda dipersilahkan untuk melihat kunci jawaban dan membandingkan jawaban Anda dengan jawaban yang ada dikunci jawaban.
Periksalah hasil pekerjaan Anda.kemudian hitunglah jawaban Anda yang benar, gunakan rumus yang ada pada bagian pendahuluan. Apabila Anda berhasil menyelesaikan (menjawab) soal formatif dengan 80% benar, maka Anda diperkenankan untuk melanjutkan mempelajari pembelajaran yang diuraikan pada kegiatan belajar berikutnya.
b.         Soal Formatif
Ny. K menderita kanker payudara stadium akhir dan sudah bermetastase ke area paru-paru. Keluarganya merasa kondisi yang dialami Ny. K itu tidak semestinya terjadi. Keluarga sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mencari pengobatan medis dan non medis bahkan pengeluaran keuangan sudah banyak sekali. Ny. K merasa marah dengan kondisi yang dialami yang merepotkan keluarganya terus menerus, dan Ny. K berharap jika diberi kesembuhan akan selalu menjaga kesehatan diri dan keluarganya. Akan tetapi kondisi Ny. K tetap saja bahkan semakin parah dan seperti seolah-olah hanya menunggu ajal. Sehingga dia tidak mau ditemui siapa-siapa kecuali anaknya. Sekarang Ny. K dan keluarga hanya bisa pasrah kepada Tuhan terhadap apa yang sudah dialaminya. Ners Rani ditugaskan untuk melakukan homecare kepada Ny. K dan keluarga.
1.        Dalam kasus di atas yang merupakan tahapan psikologis bargaining adalah
a.         Keluarga sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mencari pengobatan
b.        Keluarganya merasa kondisi yang dialami Ny. K itu tidak semestinya terjadi
c.         Ny. K merasa marah dengan kondisi yang dialami yang merepotkan keluarganya terus
d.        Ny. K dan keluarga hanya bisa pasrah kepada Tuhan terhadap apa yang sudah dialaminya
e.         Ny. K berharap jika diberi kesembuhan akan selalu menjaga kesehatan diri dan keluarganya
2.        Dalam kasus tersebut yang merupakan tahapan psikologis acceptance adalah
a.         Keluarga sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mencari pengobatan
b.        Keluarganya merasa kondisi yang dialami Ny. K itu tidak semestinya terjadi
c.         Ny. K merasa marah dengan kondisi yang dialami yang merepotkan keluarganya terus
d.        Ny. K dan keluarga hanya bisa pasrah kepada Tuhan terhadap apa yang sudah dialaminya
e.         Ny. K berharap jika diberi kesembuhan akan selalu menjaga kesehatan diri dan keluarganya
3.        Masalah Psikologis yang terjadi pada Ny. K adalah
a.         Ketergantungan,
b.        Kehilangan harga diri dan harapan,
c.         Tidak mampu lagi produktif dalam hidup,
d.        A, B dan C benar
e.         A, B dan C salah
4.        Dari kasus di atas penatalaksanaan yang benar dilakukan Ners Rani dalam memberikan bimbingan dan konseling perawatan pasien terminal adalah, kecuali:
a.         Peningkatan Kenyamanan
b.        Pemeliharan Kemandirian
c.         Dukungan Kesepian dan isolasi
d.        Peningkatan Ketenangan Spiritual
e.         Dukungan untuk keluarga yang berduka
5.        Tujuan Ners Rani dalam merawat  pasien terminal diatas adalah, kecuali:
a.         Mempercepat proses kematian
b.        Mempertahankan rasa aman, harkat , dan rasa berguna
c.         Mencapai kembali dan mempertahankan kenyamanan       fisik pasien
d.        Menghindarkan / mengurangi rasa kesepian, takut, depresi dan isolasi
e.         Memberikan dukungan kepada keluarga dan yang merawat menghadapi masalah yang ada selama pasien sakit dan setelah pasien meninggal

G.      Tugas Mandiri
a.         Jelaskan apa yang harus dilakukan perawat homecare untuk merawat pasien terminal!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar