PERAWATAN KLIEN KASUS
GAWAT DARURAT DI RUMAH
A.
Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada kegiatan belajar-7
ini, Anda diharapkan akan mampu memahami perawatan klien kasus gawat darurat di rumah.
B.
Tujuan Pembelajaran
Khusus
Setelah selesai
mempelajari materi
pembelajaran ini, Anda diharapkan akan
dapat :
1.
Menjelaskan
Pengertian gawat darurat
2.
Menjelaskan
Prinsip umum penanganan penderita gawat darurat
3.
Menjelaskan
Triage
4.
Menjelaskan
Prinsip Penanggulangan Pasien Gawat Darurat
5.
Menjelaskan
Sistem Penanggulangan Pasien Gawat Darurat
C.
Pokok – Pokok Materi
Adapun pokok-pokok materi yang akan Anda pelajari pada kegiatan
belajar-7 ini adalah:
1.
Pengertian
gawat darurat
2.
Prinsip
umum penanganan penderita gawat darurat
3.
Triage
4.
Prinsip
Penanggulangan Pasien Gawat Darurat
5.
Sistem
Penanggulangan Pasien Gawat Darurat
D.
Uraian Materi Pembelajaran
1.
Pengertian
gawat darurat
Penderita gawat darurat adalah
penderita yang memerlukan pertolongan segera dan bila tidak mendapat
pertolongan segera dapat mengancam jiwanya atau menimbulkan cacat permanent.
Penderita tidak gawat dan darurat
adalah penderita yang tidak terancam jiwanya tetapi bila tidak mendapat
pertolongan segera akan menimbulkan kecacatan atau kondisi yang parah.
Penderita gawat dan tidak darurat
adalah penderita yang terancam jiwanya dan tidak memerlukan pertolongan segera.
Penderita tidak gawat dan tidak
darurat adalah penderita yang tidak terancam jiwanya dan tidak mendapat
pertolongan segera.
Penanggulangan Penderita Gawat
Darurat ( PPGD ) Upaya untuk mengatasi keadaan gawat darurat agar pasien tidak
meninggal, memburuk keadaannya atau mencegah / mengurangi kecacatan.
2.
Prinsip
umum penanganan penderita gawat darurat
Prinsip umum penanganan penderita gawat darurat adalah
penilaian keadaan penderita yang cepat dan penanganan yang tepat, disini harus
selalu diingat bahwa :
a.
Kematian
oleh karena sumbatan jalan nafas akan lebih cepat dari pada ketidakmampuan
bernafas.
b.
Kematian
oleh karena ketidakmampuan bernafas akan lebih cepat daripada oleh karena
kehilangan darah.
c.
Kematian
oleh karena kehilangan darah akan lebih cepat daripada oleh karena penyebab
intra cranial.
Untuk dapat menyelamatkan / mempertahankan hidup dan
mencegah cacat penderita maka harus mampu :
a.
Cara
minta tolong.
b.
Cata
mengatasi henti jantung dan henti nafas.
c.
Cara
menghentikan perdarahan.
d.
Cara
memasang balutan / bidai.
e.
Cara
transportasi yang baik.
3.
Triage
Triage Adalah proses seleksi penderita dalam penentuan
prioritas penanganan dikarenakan terbatasnya tenaga dan sarana / prasarana di
Rumah Sakit, biasanya dilakukan pada area pintu suatu instiliasi gawat darurat
pada triage penderiata dibagi dalam 4 kategori :
a.
Penderita
tidak gawat dan darurat biasanya ditandai dengan warna merah
b.
Penderita
gawat dan tidak darurat biasanya ditandai dengan warna kuning
c.
Penderita
tidak gawat dan tidak darurat biasanya ditandai dengan warna hijau
d.
Penderita
meninggal dunia ditandai dengan warna hitam
Ada 2 cara dalam melakukan TRIAGE
a.
Dalam
melakukan seleksi penderita petugas triage memprioritaskan pada tingkat kegawat
daruratan penderita.
b.
Dalam
melakukan seleksi penderita petugas triage memprioritaskan pada tingkat
penderita dapat tertolong.
4.
Prinsip
Penanggulangan Pasien Gawat Darurat
Kematian penderita gawat darurat akan terjadi dalam waktu
singkat ( 4-6 menit) bila terdapat kerusakan pada sistem susunan saraf pusat,
pernafasan, kardiovaskuler dan hipoglikemia. Sedang kegagalan system / organ
yang lian dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang lebih lama.
Dengan
demikian keberhasilan penanggulangan penderita gawat darurat ( PPGD ) dalam
mencegah kematian dan cacat di tentukan oleh :
a.
Kecepatan
ditemukan penderita
b.
Kecepatan
meminta pertolongan
c.
Kecepatan
dalam kualitas pertolongan yang diberikan untuk menyelematkannya sebab kematian
50 %.
Gawat darurat meninggal dalam perjalanan ke Rumah Sakit atau
di rumah dan pada pasien trauma :
a.
50
% meninggal pada saat kejadian atau beberapa menit setelah kejadian
b.
35
% meninggal dalam 1- 2 jam setelah trauma / disebabkan oleh : - Trauma kepala
berat ( hematoma subdural atau ekstradural ) - Trauma torak ( hematoma toraks
atau lascriasis hati ) - Fraktur femur atau pelvis dengan perdarahan massif -
Trauma multiple dengan perdarahan - Pencegahan kematian dilakukan pada 1 -2 jam
ini dimana tindakan harus agresif. Angka kematian terutama ditentukan pada fase
ini 15 % meninggal setelah beberapa hari atau minggu karena : - Mati otak -
Gagal organ bahakan multi organ failure - Sepsis
5.
Sistem
Penanggulangan Pasien Gawat Darurat
Keadaan gawat darurat dapat terjadi pada siapa saja, kapan
saja dan dimana saja maka upaya penanggulangan pasien gawat darurat menjadi
semakin kompleks . Untuk itu penanganan pasien gawat darurat harus bersifat
komprehensif, terintegrasi dan dengan cara pendekatan system. Komponen system
penanggulangan pasien gawat darurat terdiri dari : 1. Komponen luar Rumah Sakit
( pra rumah sakit ) Pemasyarakat pulmoner dasar ( RJP ) dan P3K perlu diketahui
oleh lapisan masyarakat terutama orang awam dan pengetahuan ketrampilan petugas
medik paramedic untuk penanggulangan pasien gawat darurat ( advance life
support ) perlu ditingkatkan secara berkala Pelayanan komunikasi medik untuk
penanggulangan pasien gawat darurat, system kominikasi medik yang berfungsi
sebagai pusat radio medik dalam melayani penderita rujukan atau untuk
membimbing fasilitas kesehatan lain dengan kemampuan rendah Pelayanan transportasi
pasien gawat darurat : transportasi pasien gawat darurat pra RS , hingga saat
ini masih dilakukan dengan macam – macam kendaraan. Hal ini sangat mempengaruhi
kwallitas penanggulangan pasien gawat. DepKes RI : mengarahkan dengan secara
bertahap, di kota besar harus menggunakan ambulance gawat darurat yang memiliki
suatu nomor komunikasi. 2. Dalam Rumah sakit ( Intra Rumah Sakit ) Depkes R.I
telah menetapkan bahwa semua Rumah Sakit harus memiliki unit gawat darurat
dengan kategorisasi UGD tersebut dikaitkan dengan klasifikasi Rumah Sakit (
System rujukan pasien gawat darurat ) dan beban kerja Rumah sakit melaui
kategorisasi ini setiap RS dapat mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan UGD
dalam menanggulangi pasien gawat darurat .
E.
Rangkuman
Penderita gawat darurat adalah
penderita yang memerlukan pertolongan segera dan bila tidak mendapat
pertolongan segera dapat mengancam jiwanya atau menimbulkan cacat permanent. Penderita
tidak gawat dan darurat adalah penderita yang tidak terancam jiwanya tetapi bila
tidak mendapat pertolongan segera akan menimbulkan kecacatan atau kondisi yang
parah. Penderita gawat dan tidak darurat adalah penderita yang terancam jiwanya
dan tidak memerlukan pertolongan segera. Penderita tidak gawat dan tidak
darurat adalah penderita yang tidak terancam jiwanya dan tidak mendapat
pertolongan segera. Prinsip umum penanganan penderita gawat darurat adalah
penilaian keadaan penderita yang cepat dan penanganan yang tepat. Keadaan gawat
darurat dapat terjadi pada siapa saja, kapan saja dan dimana saja maka upaya
penanggulangan pasien gawat darurat menjadi semakin kompleks . Untuk itu
penanganan pasien gawat darurat harus bersifat komprehensif, terintegrasi dan
dengan cara pendekatan system.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar